Minggu, 02 Oktober 2016

Mita Chintia Hombing: Laporan Tekanan Hidrostatik



TEKANAN HIDROSTATIK



Disusun oleh:



Mita Prancinitia

(1406101040009)







 





UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI GEOGRAFI
BANDA ACEH
                                                                            2014








KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis telah dapat menyelesaikan Laporan Praktimum Fisika yang berjudul “Tekanan Hidrostatik”. Laporan ini sengaja disusun sebagai hasil percobaan praktikum untuk memenuhi tugas laporan dari mata kuliah jurusan Praktikum Fisika Geografi yang dibimbing oleh dosen kami Drs.Thamrin K, M.Si.
Dalam proses percobaan   penulis tidak hanya bekerja seorang diri melainkan bersama dua orang teman lainnya yang mana telah lebih dahulu ditentukan kelompok masing-masing. Dalam hal ini, laporan disusun berdasarkan percobaan yang telah diuji dan juga referensi yang diambil dari Perpustakaan maupun media eletronik berupa situs-situs di internet yang sudah tentu berhubungan dengan materi yang penulis susun.
           Komentar, kritik, dan saran bahkan segala umpan balik dalam bentuk apapun dari pembaca akan  diterima dengan senang hati. Kesempurnaan hanya milik Tuhan yang Maha Esa, kekurangan milik kita manusia. Lebih dan kurang penulis mohon maaf.
                       
                                                                                                                                                                                                            Banda Aceh, 01 Desember 2014



Penulis




i


DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................ i
Daftar Isi..................................................................................................................  ii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang................................................................ ......................  1
1.2    Tujuan Percobaan..................................................................................   1
1.3    Manfaat Percobaan................................................................................  2
1.4    Tempat dan Waktu Percobaan...............................................................   2
BAB II: LANDASAN TEORI
2.1   Pengertian Tekanan Hidrostatik............................................................   3
2.2   Hukum Pascal........................................................................................ 5
2.3   Hukum Archimedes...............................................................................  6
BAB III: PERCOBAAN
3.1   Alat-alat yang Digunakan.....................................................................     9
3.2   Prosedur Percobaan..............................................................................   10
3.3   Hasil Percobaan....................................................................................   11
3.4   Tugas Bacaan dan Pretest.....................................................................    12
3.5   Tugas dan Pertanyaan Akhir.................................................................     13
BAB IV: PENUTUP
4.1    Kesimpulan..........................................................................................    15
4.2    Saran....................................................................................................   16
Daftar Pustaka.......................................................................................................    17





BAB I
PENDAHULUAN



1.1  Latar Belakang Masalah
Ilmu fisika merupakan ilmu yang berlandaskan eksperimen dan penerapan teori dalam eksperimen tersebut secara akurat dan pasti. Sehingga hasil dari eksperimen itu sendiri dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap hal yang berada di sekeliling kita merupakan hasil dari kejadian fisika. Salah satunya terjadi ketika seseorang yang menyelam ke dalam laut. Ketika menyelam, hal tersebut kemungkinan dapat membuat gendang telinga seseorang itu pecah. Hal ini disebabkan karena adanya tekanan yang diberikan oleh air terhadap gendang telinga orang tersebut.
Atau pada kejadian lainnya ketika seseorang memakai highheel yang hak nya hanya sebesar jari telunjuk, maka tekanan yang diberikan pada tempat pijakan highheel tersebut lebih besar karena semua beban yang ada pada pemakainya bertumpu hanya pada hak yang sebesar jari telunjuk tersebut.
Dalam hal ini, proses tekanan ini disebut tekanan hidrostatik yang merupakan tekanan yang terjadi hanya pada zat cair.

1.2  Tujuan Percobaan

Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan mahasiswa dapat:
1.      Menjelaskan konsep tekanan hidrostatik di dalam zat cair.
2.      Menjelaskan konsep pemanfaatan tekanan.

Tekanan Hidrostatik adalah tekanan yang diakibatkan oleh gaya yang ada pada zat cair terhadap suatu luas bidang tekan pada kedalaman tertentu. Besarnya tekanan ini bergantung kepada ketinggian zat cair, massa jenis dan percepatan gravitasi. Tekanan Hidrostatik hanya berlaku pada zat cair yang tidak bergerak. Penyebab adanya tekanan di dalam zat cair adalah gaya gravitasi yang bekerja pada tiap bagian zat cair, besar tekanan itu bergantung pada kedalaman. Makin dalam letak suatu benda di dalam zat cair, semakin besar tekanan pada benda tersebut.
Kita pahami konsep tekanan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Mengapa orang membuat paku atau pasak dengan bentuk ujung yang runcing?. Hal ini bertujuan dengan gaya yang relatif kecil, paku atau pasak dapat menenbus atau menencap pada permukaan benda lain. Demikian pula untuk memotong sesuatu benda dengan mudah, kita memerlukan pisau yang tajam. Dari kedua contoh tersebut dapat simpulkan semakin kecil luas penampang suatu dimana gaya bekerja, maka akan menyebabkan tekanan semakin besar.
Kapal selam adalah contoh penerapan tekanan hidrostatik. Karena manusia tidak mempu menyelam terlalu dalam, maka dibuatlah kapal selam yang terbuat dari bahan yang sangat kokoh dan kuat serta memiliki bentuk hampir bulat. Hal ini dimaksudkan untuk mengatasi besarnya tekanan hidrostatik di dalam kapal selam.

1.3  Manfaat Percobaan

Manfaat dari percobaan ini adalah:
1.      Mahasiswa dapat memahami dan mengetahui tentang tekanan.
2.      Mahasiswa dapat  memahami tentang konsep hidrostatik di dalam zat cair.
3.      Mahasiswa dapat menerapkan pemanfaatan tekanan dalam kehidupan sehari-hari.

1.4  Tempat dan Waktu Percobaan

Tempat            : Laboratorium FKIP Unsyiah Pendidikan Geografi
Tanggal/Hari   : Selasa, 02 Desember 2014
Waktu             : Pukul 09.50 – 11.20 WIB









BAB II
LANDASAN TEORI

2.1  Pengertian Tekanan Hidrostatik

Gaya gravitasi menyebabkan zat cair dalam suatu wadah selalu tertarik ke bawah. Semakin tinggi zat cair di dalam wadah, maka semakin berat zart cair itu, sehingga semakin besar pula tekanan yang dikerjakan zat cair pada dasar wadah. Tekanan zat cair tersebut disebut Tekanan Hidrostatik. 
Tekanan Hidrostatik adalah tekanan yang diakibatkan oleh gaya berat yang ada pada zat cair terhadap suatu luas bidang tekan pada kedalaman tertentu. (Tekanan Hidrostatik adalah tekanan pada zat cair yang diam sesuai dengan namanya (hidro: air dan statik: diam). Atau dapat didefinisikan sebagai tekanan yang diberikan oleh cairan pada kesetimbangan karena pengaruh gaya gravitasi.
Melalui percobaan dengan alat Hartl, diperoleh bahwa tekanan di dalam zat cair bergantung kepada ketinggian zat cair, massa jenis dan percepatan gravitasi. Tekanan hidrostatik juga bisa diartikan tekanan yang hanya berlaku pada zat cair yang tidak bergerak.
*      Semakin dalam letak suatu benda di dalam zat cair, semakin besar pula tekanan pada benda tersebut.
*      Semakin besar massa jenis zat cair, semakin besar pula tekanan yang ditimbulkan.
Berikut adalah penurunan dari rumus yang menghasilkan persamaan rumus tekanan hidrostatik:
Description: Picture
Sehingga dari persamaan diatas, Tekanan Hidrostatik dapat dirumuskan sebagai berikut:
Text Box: P = ρ.g.h 


Keterangan:
P = Tekanan Hidrostatik (N/m2)
ρ = Massa Jenis zat cair (kg/m3)
g = Percepatan gravitasi ( m/det2)
h = Kedalaman/ketinggian zat cair  (m)

            Dari persamaan P = ρ.g.h, dapat dipahami bahwa semua titik yang terletak pada kedalaman yang sama di dalam suatu jenis zat cair memiliki tekanan yang sama. Pernyataan ini disebut dengan hukum pokok atau hukum utama hidrostatik.
Description: http://deteksiphysics.files.wordpress.com/2011/12/skema-hu-hidro2.png?w=300&h=175
Perhatikan gambar di atas! Pada gambar tersebut terdapat empat bejana yang berbeda bentuk dan saling berhubungan yang disebut bejana berhubungan yang terletak pada satu bidang datar. Ketika bejana-bejana tersebut diisi fluida statik yang jenisnya sama ternyata dalam keadaan setimbang ketinggian fluida pada tiap bejana sama. Berdasarkan konsep tekanan hidrostatik, tekanan pada masing-masing dasar bejana adalah sama.
Hukum utama hidrostatika juga berlaku pada pipa U (bejana berhubungan) yang diisi lebih dari satu macam zat cair yang tidak bercampur. Percobaan pipa U ini biasanya digunakan untuk menentukan massa jenis zat cair. Berdasarkan tekanan hidrostatik maka kita dapat menentukan besar gaya hidrostatik yang bekerja pada dasar bejana tersebut.
 Contoh penerapan hukum utama hidrostatik misalnya pada penggunaan water pass. Hukum utama hidrostatik tidak berlaku bila:
a. fluida tidak setimbang,
b. bejana diisi fluida yang berbeda,
c. salah satu bejana ditutup.
Hukum Utama hidrostatis menyatakan bahwa: “Tekanan hidrostatis suatu zat cair hanya bergatung pada tinggi kolom zat cair (h), massa jenis zat cair (r) dan percepatan grafitasi (g), tidak bergantung pada bentuk dan ukuran bejana
Text Box: P = F/A

Tekanan didefinisikan sebagai gaya tiap satuan luas. Apabila gaya F bekerjasama secara tegak lurus dan merata pada permukaan bidang seluas A, maka tekanan pada permukaan itu dirumuskan dengan:


P = Tekanan (N/m2)
F = Gaya (Y)
A = Luas penampang (m2)
Text Box: PI = Po + ƿ g h    

                Tekanan di suatu titik dalam zat cair berbanding lurus dengan kedalamnya terhadap permukaan.Bila tekanan udara dipermukaan turut diperhitungkan, maka total tekanan pada setiap titik dengan kedalam h dari permukaan adalah:


Tekanan pada zat cair  secara umum dibedakan menjadi dua jenis tekanan, yakni tekanan zat cair yang tidak bergerak (tekanan hidrostatis) dan tekanan  zat cair yang bergerak (mengalir). Secara konseptual tekanan hidrostatis adalah tekanan yang  berlaku pada fluida atas dasar Hukum Pascal dan Hukum Archimedes.

2.2  Hukum Pascal

Hukum Pascal dikemukakan oleh seorang pakar fisika yang bernama Blais Pascal. Bunyi hukum pascal adalah: “Tekanan yang diberikan pada zat cair di suatu ruang atau wadah tertutup akan diteruskan ke segala arah dengan sama besar.”
Text Box: F2 = A2/A1  X F1   

Hukum pascal dapat dirumuskan sebagai berikut:


Keterangan:     A1 = Luas bidang 1 (m)
A2 = Luas bidang 2 (m)
F1 = Tekanan pipa 1 (N)
F2 = Tekanan pipa 2 (N)
Dari persamaan diatas didapat kesimpulan bahwa jika luas penampang 1 (A1) kecil dan penampang 2 (A2) besar, maka pemberian gaya pda tabung 1 (F1) yang tidak terlalu besar sudah dapat menghasilkan gaya pada tabung 2 (F2) yang besar. Sehingga dapat diambil intinya bahwa dengan menggunakan gaya yang kecil dapat menghasilkan gaya yang besar.
Pemanfaatan hukum Pascal dalam kehidupan sehari-hari adalah pada beberapa alat teknik, yaitu:
*      Dongkrak hidrolik, biasa digunakan untuk mengangkat mobil sebagian, misalnya pada saat mengganti ban.
*      Rem hidrolik, digunakan untuk menghambat perputaran roda kendaraan bermotor, sehingga laju kendaraan dapat berkurang.
*      Kempa hidrolik, biasa digunakan untuk mengempa kapas, kertas, dan sebagainya, memeras air buah-buahan atau minyak biji-bijian, membuat lempeng, dan mengangkat benda berat.

2.3 Hukum Archimedes
            Hukum Archimedes berbunyi: “Benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair, mengalami gaya ke atas yang besarnya sebanding dengan volume zat cair yang dipindahkan.”
            Hukum ini dapat pula diartikan bahwa jika suatu benda dicelupkan ke dalam zat cair, maka ia akan kehilangan berat yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan.
Menurut Archimedes, benda menjadi lebih ringan bila diukur dalam air daripada di udara karena dalam air, benda mendapat gaya ke atas. Maka bunyinya, bahwa setiap benda yang dicelupkan seluruh atau sebagian dari permukaan benda akan mengalami gaya ke atas (Fa) sebesar zat cair yang dipindahkan. Sementara ketika di udara,benda memiliki berat yang sesungguhnya.


Text Box: Wu = m.g
 


Ketika dalam air, benda dikatakan memiliki berat semu, dinyatakan dengan:


Text Box: Ws = Wu –Fa
 


Keterangan:     Ws  = berat semu/berat benda dalam zat cair (N)
                  Wu = berat sesungguhnya/berat benda di udara (N)
                   Fa = gaya angkat keatas (N)

Gaya angkat ke atas ini disebut juga gaya apung, yaitu gaya yang dikerjakan fluida pada benda yang timbul karena selisih gaya hidrostatik yang dikerjakan fluida
antara permukaan bawah dengan permukaan atas.
Bila tekanan fluida pada sisi atas dan sisi bawah benda yang mengapung masing-masing p1 dan p2, maka gaya yang dikerjakan pada balok pada sisi atas dan bawah adalah:
F1 =p1A
F2 =p2A
Gaya ke atas yang bekerja pada balok merupakan resultan gaya F1 dan F2.
Fa = ∑F
Fa =F2 -F1
Fa = p2A- p1A
Fa = (p2A - p1)A
Fa = (h2 - h1)ρgA





Sehingga menurut hukum Archimedes, gaya ke atas (Fa) sama dengan berat zat cair yang dipindahkan (Wa). Rumusnya:


Text Box: Fa = Wa =   ρ.g.A
 


Keterangan: ρ = massa jenis air (1000kg/m3)
                    V = volume air di dasar balok (m3)
                    Fa = berat zat cair yang dipindahkan oleh benda (N)

Dalam hukum Archimedes juga disebutkan:
*      Suatu benda akan terapung di dalam zat cair jika massa jenis benda lebih kecil daripada massa jenis zat cair.
*      Suatu benda akan melayang di dalam suatu zat cair apabila massa jenis benda sama dengan massa jenis zat cair.
*      Suatu benda akan tenggelam di dalam zat cair jika massa jenis benda lebih besar daripada massa jenis zat cair.

















BAB III
PERCOBAAN

3.1  Alat-Alat Yang Digunakan
1.      Papan statif dan balok pendukung, yang digunakan untuk meletakkan pipa U serta untuk melihat skala.
2.      Gelas ukur (gelas berskala), digunakan sebagai bejana yang diisikan air.
3.      Pipa listrik ppc, digunakan untuk dimasukan ke dalam air di dalam bejana.
4.      Selang plastik kecil, yang digunakan untuk menghubungkan pipa U dengan pipa listrik ppc.
5.      Penggaris logam atau kertas melimeter, yang digunakan untuk mengukur tinggi air dalam bejana.

3.2   Prosedur Percobaan
1.      Rangkailah alat-alat percobaan seperti gambar dimana pipa plastik dibentuk berupa huruf U.
2.      Isi pipa U dengan sedikit air melalui ujung yang terbuka dan jika perlu air ini diberi warna agar kelihatan jelas. Pipa U kemudian dipasang di papan statif dengan skala pengukur panjang
3.      Hubungkan salah satu ujung pipa dengan selang plastik yang bersambungan dengan batang pipa yang dilengkapi corong plastik kecil pada ujungnya,sedangkan pipa satu lagi dibiarkan saja terbuka. Pastikan agar mula-mula permukaan air pada kedua kaki pipa U sama tingginya dan ini dapat diatur dengan menempatkan kedudukan statif horizontal.
4.      Masukkan corong kedalam bejana yang berisi air perlahan lahan dengan semakin lama semakindalam dan secara bersamaan amati apa yang terjadi pada permukaan air sebelah kiri dan sebelah kanan pipa. Amati juga sebaliknya ketika corong perlahan-lahan di tarik ke atas. Amati juga apa yang terjadi jika permukaan corong diarahkan kesamping kanan atau kesamping kiri.
5.      Catatlah perbedaan tinggi permukaan air antara kedua pipa U, untuk setiap posisi kedalam corong dalam air sejauh 2 cm,3 cm,4 cm,dan 5 cm dihitung dari permukaan air.
6.      Tuliskan data pengamatan pada tabel dibawah ini dengan cara menempatkan kedudukan ujung pipa dalam tabung
3.3  Hasil Percobaan
                  TABEL DPENGAMATAN
NO
Kedalaman muka
Corong
Tinggi air
Pipa kiri
Tinggi air
Pipa kanan
Beda tinggi
Permukaan air
1
3 cm
1,3
1,5
1,4 = 0,014 m
2
4 cm
1,8
2
1,9 = 0,019 m
3
5 cm
2,2
2,4
2,3 = 0,023 m
4
6 cm
2,6
2,8
2,7 = 0,027 m

1.      h =  =  =  = 1,4 cm = 0,014 m
2.      h=  =  =  = 1,9 cm = 0,019 m
3.      h=  =  =   = 2,3 cm = 0,023 m
4.      h=  =  =  = 2,7 cm = 0,027 m


Dik:     ƿ= 1000 kg/m3
            g= 10 m/s
            h= 0,0155 m
Dit:      Ph1 ?

Jawab:
Ph1 =  ƿ.g.h
      =  1000 kg/m3.10 m/s. 0,014 m
      =  140 N/m3
Ph2 =   ƿ.g.h         
      = 1000 kg/m3. 10 m/s. 0,019 m
      = 190 N/m3
Ph3 =   ƿ.g.h
      = 1000 kg/m3. 10 m/s . 0,023 m
      = 230 N/m3
Ph4 =   ƿ.g.h
      = 1000 kg/m3. 10 m/s. 0,027 m
      = 270 N/m3
3.4 Tugas Bacaan Dan Pretest
1.      Jika tekanan rata-rata pembuluh darah manusia menurut pembacaan sfigmomanometer adalah 100 mmHg, tentukan tekanan itu jika dinyatakan dalam satuan N/m2
Jawab:
Dik:     1 N/m2 = 0,007500617 mmHg
atau 1 mmHg = 133,322365 N/m2
Penyelsaian: 0,00750061 mmHg x 100 = 13332,236535 N/m2

2.      Jelaskan mengapa alat pendengaran manusia bisa menjadi rusak jika seseorang menyelam kedalam air terlalu dalam tampa menggunakan alat pengaman telinga
Jawab: Karena semakin dalam seseorang menyelam, tekanan yang diberikan oleh zat cair terhadap gendang telinganya semakin tinggi, sehingga dapat menyebabkan alat pendengaran atau gendang telinganya pecah.

3.      Luas penampang pipa besar pompa hidrolik adalah 20 cm2 dan penampang kecilnya 2 cm2. Berapa gaya yang diberikan pada pipa kecil agar pompa dapat mengangkat mobil seberat 15000 N.
Jawab:
Dik:     A1= 2 cm2
A2= 20 cm2
      F2= 15000 N
Dit:    F1 ?
Penyelesaian:  F1 = x F2
                =  cm2 x 15000 N
                       = 1500 N

3.5   Tugas Dan Pertanyaan Akhir

1.      Apakah masing-masing kedalaman corong didalam air sama dengan perbedaan tinggi permukaan air pada kedua kaki pipa U. Jelaskan mengapa demikian.
Jawab: Masing-masing kedalaman corong didalam air tidak sama dengan tinggi permukaan air pada kedua kaki pipa U. Karena semakin dalam corong yang dimasukan maka semakin besar tekanan yang diberikan pada pipa U.

2.      Untuk setiap kedalaman corong yang sama tapi muka corong di ubah-ubah, bagaimana dengan perbedaan tinggi permukaan air pada kedua pipa U.
Jawab: Saat kedalaman corong yang sama tapi muka corong di ubah-ubah,maka hal yang terjadi pada ketinggian permukaan air pada kedua pipa berubah-ubah, disebabkan karena saat corong berpindah maka tekanan yang diberikan juga berbeda, karena tekanan tidah beraturan maka dapat mengubah permukaan air menjadi tidak beraturan.

3.      Untuk setiap  perbedaan tinggi muka air antara kedua pipa berapakah tekanan hidrostatik yang disebabkan air tersebut.



Jawab:
Ph1=    ƿ.g.h
            1000 kg/m3.10 m/s. 0,014 m
            140N/m3
Ph2=    ƿ.g.h         
            1000 kg/m3. 10 m/s. 0,019 m
            190 N/m3
Ph3=    ƿ.g.h
            1000 kg/m3. 10 m/s . 0,023 m
230 N/m3
Ph4=    ƿ.g.h
            1000 kg/m3. 10 m/s. 0,027 m
            270 N/m3

4.      Kemukakan kesimpulan saudara tentang percobaan ini.
Jawab:  Dari hasil percobaan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin dalam corong yang dicelupkan maka semakin besar tekanan yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan tekanan hidrostatik dipengaruhi oleh ketinggian atau kedalaman benda yang dicelupkan ke dalam zat cair. Sesuai dengan konsep dasarnya, yaitu  “Semakin dalam letak suatu benda di dalam zat cair, semakin besar pula tekanan pada benda tersebut. Dan semakin besar massa jenis zat cair, semakin besar pula tekanan yang ditimbulkan.”
            Kemudian tekanan yang dihasilkan antara pipa A dan pipa B berbeda tapi perbandingan antara satu kedalaman dengan kedalaman lainnya relative konstan. Apabila corong yang  dicelupkan digoyangkan atau setelah dicelupkan kemudian diangkat kembali maka tekanan yang dihasilkan akan berbeda.






BAB IV
PENUTUP

4.1   Kesimpulan
Tekanan Hidrostatik adalah tekanan yang diakibatkan oleh gaya berat yang ada pada zat cair terhadap suatu luas bidang tekan pada kedalaman tertentu. (Tekanan Hidrostatik adalah tekanan pada zat cair yang diam sesuai dengan namanya (hidro: air dan statik: diam). Atau dapat didefinisikan sebagai tekanan yang diberikan oleh cairan pada kesetimbangan karena pengaruh gaya gravitasi.
Tekanan hidrostatik juga bisa diartikan tekanan yang hanya berlaku pada zat cair yang tidak bergerak. Dengan konsep dasarnya yaitu “Semakin dalam letak suatu benda di dalam zat cair, semakin besar pula tekanan pada benda tersebut. Dan semakin besar massa jenis zat cair, semakin besar pula tekanan yang ditimbulkan.”

Tekanan hidrostatik dapat di rumuskan dengan  P = ρ.g.h, sehingga dapat dipahami bahwa semua titik yang terletak pada kedalaman yang sama di dalam suatu jenis zat cair memiliki tekanan yang sama. Pernyataan ini disebut dengan hukum pokok atau hukum utama hidrostatik yang menyatakan bahwa: “Tekanan hidrostatis suatu zat cair hanya bergatung pada tinggi kolom zat cair (h), massa jenis zat cair (r) dan percepatan grafitasi (g), tidak bergantung pada bentuk dan ukuran bejana
Contoh penerapan hukum utama hidrostatik misalnya pada penggunaan water pass. Namun hukum utama hidrostatik tidak berlaku bila fluida tidak setimbang, bejana diisi fluida yang berbeda, salah satu bejana ditutup. Dan secara konseptual tekanan hidrostatis adalah tekanan yang  berlaku pada fluida atas dasar Hukum Pascal dan Hukum Archimedes.
Bunyi hukum pascal adalah: “Tekanan yang diberikan pada zat cair di suatu ruang atau wadah tertutup akan diteruskan ke segala arah dengan sama besar.”
Sedangkan hukum Archimedes berbunyi: “Benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair, mengalami gaya ke atas yang besarnya sebanding dengan volume zat cair yang dipindahkan.”
4.2  Saran
Mahasiswa sebaiknya dalam melakukan percobaan melakukannya secara hati-hati dan lebih teliti. Karena dalam mengamati perubahan tekanan pada papan statis dan skalanya terkadang sering terjadi kesalahan pada penglihatan mata manusia. Dan sebaiknya dalam melakukan percobaan dilakukan beberapa kali agar memperoleh hasil yang lebih akurat.
 Kemudian menggunakan alat percobaan dengan sangat hati-hati serta memastikan semua alat percbaan berfungsi dengan baik serta tidak terdapat kerusakan sehingga percobaaan dapat berlangsung dengan lancar. Selain itu juga diperlukan kerjasama dalam melakukan percobaan sehingga percobaan dapat berlangsung cepat dan tepat.





ii