RADIASI KALOR
DAN KONVEKSI UDARA
Disusun
oleh:
Mita
Prancinitia
(1406101040009)
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI GEOGRAFI
BANDA ACEH
2014
KATA PENGANTAR
Dalam proses
percobaan penulis tidak hanya bekerja seorang diri melainkan
bersama dua orang teman lainnya yang mana telah lebih dahulu ditentukan
kelompok masing-masing. Dalam hal ini, laporan disusun berdasarkan percobaan yang telah diuji dan juga referensi
yang diambil dari Perpustakaan maupun media eletronik berupa situs-situs di
internet yang sudah tentu berhubungan dengan materi yang penulis susun.
Komentar, kritik, dan saran bahkan segala umpan balik dalam
bentuk apapun dari pembaca akan diterima dengan senang hati.
Kesempurnaan hanya Tuhan yang Maha Esa, kekurangan milik kita manusia. Lebih dan kurang
penulis mohon maaf.
Banda Aceh, 05 Desember 2014
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar...................................................................................................... i
Daftar
Isi................................................................................................................. ii
BAB
I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Tujuan Percobaan................................................................................. 1
1.3 Manfaat Percobaan............................................................................... 2
1.4 Tempat dan Waktu
Percobaan.............................................................. 2
BAB
II: LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Kalor................................................................................... 3
2.2 Perpindahan Kalor................................................................................ 5
A. Radiasi........................................................................................ 4
B. Konveksi.................................................................................... 5
C. Konduksi..................................................................................... 6
BAB
III: PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan Yang
Digunakan........................................................... 8
3.2 Prosedur
Percobaan............................................................................... 8
3.3 Hasil
Percobaan .................................................................................... 10
3.4 Tugas
dan Pertanyaan............................................................................ 11
BAB
IV: PENUTUP
4.1 Kesimpulan.......................................................................................... 17
4.2 Saran.................................................................................................... 17
Daftar
Pustaka...................................................................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Kalor
dapat dikatakan panas yang mempunyai suhu tertentu. Zat yang menghasilkan kalor
disebut sumber kalor. Kalor atau panas sangat berguna bagi kehidupan makhluk
hidup. Kalor dibutuhkan untuk menstabilkan suhu makhluk hidup agar tidak merasa
kedinginan dan juga berguna bagi keseharian maakhluk hidup itu sendiri. Seperti
halnya pemanfaatan kalor untuk manusia, manusia menggunakan kalor untuk
mempertahankan tubuh dari suhu yang lebih rendah dari tubuhnya dan juga
digunakan untuk menunjang kehidupan. Seperti penggunaan kalor untuk memasak,
menghasilkan energi, dan lain sebagainya.
Oleh
karena itu manusia perlu mengetahui segala sesuatu tentang perpindahan kalor
agar dapat memanfaatkan kalor dengan maksimal. Karena kalor hanya dapat
berpindah melaui benda-benda tertentu dan ada juga yang berpindah secara
langsung. Kalor dapat berpindah melalui udara dan zat-zat tertentu seperti
tembaga, besi, dan sebagainya yang dinamakan benda konduktor. Sedangkan benda
atau zat yang tidak dapat menghantarkan panas disebut benda isolator.
Selain
itu, pernahkah melihat para nelayan pergi melaut pada malam hari dan kembali ke
pantai pada siang hari? Mengapa demikian? Karena hal tersebut disebabkan oleh
pengaruh angin darat dan angin laut yang terjadi akibat perubahan tekanan dan
suhu di atas permukaan laut dan permukaan daratan (tanah).
1.2
Tujuan
Percobaan
Setelah
melakukan percobaan ini, diharapkan mahasiswa dapat :
1. Mengamati peristiwa pergerakan udara
(konveksi) akibat kenaikan suhu permukaan.
2. Mengamati perbedaan daya serap radiasi dan
perubahan suhu benda (karakteristik daya serap kalor permukaan bumi) ketika
mendapat radiasi cahaya matahari.
1.3
Manfaat
Percobaan
Dengan
melakukan percobaan ini mahasiswa dapat:
1. Mengetahui dengan baik tentang radiasi kalor
dan konveksi udara yang berada di sekitar kehidupan sehari-hari.
2. Dengan adanya pengetahuan tentang
radiasi kalor dan konveksi udara, mahasiswa dapat menerapkan hal tersebut dalam
kehidupan sehari-hari yang dianggap menguntungkan.
1.4
Tempat dan
Waktu Percobaan
Tempat : Laboratorium FKIP Unsyiah
Pendidikan Geografi
Tanggal/Hari : Selasa, 25 November 2014
Waktu : Pukul 09.50 – 11.20
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Kalor
Kalor
merupakan salah satu bentuk energi yang dapat berpindah karena adanya perbedaan
suhu. Para ilmuwan menganggap kalor sebagai sejenis zat alir (disebut kalorik)
yang terkandung di dalam setiap benda dan tidak dapat dilihat oleh mata manusia. Teori ini pertama kali
dikemukakan oleh Antoine Laurent Lavoiser (1743-1794), ahli kimia asal
Perancis.berdasarkan teori imnilah satuan kalor sebelumnya diberi nama kalori. Satuan yang lebih besar disebut kilokalori. Satuan ini masih sering
digunakan untuk menyatakan kandungan energi yang dimiliki oleh makanan.
Namun,
satuan kalor yang digunakan kini adalah joule (disingkat J), memandang kalor
adalah salah satu bentuk energi, sehingga satuannya sama dengan satuan energi.
Satu kalori kira-kira sama dengan 4,18 joule atau 4,2 joule dan 1 joule sama
dengan 0,24 kalori. Satuan kalor yang juga sering digunakan adalah BTU (British Thermal Unit) yaitu 1 BTU sama
dengan 252 kalori dan 1058,4 joule Untuk mengukur kalor dapat digunakan alat
pengukurnya yaitu joulemeter.
Ø 1 kalori = 4,2 j
Ø 1 BTU = 252 kalori = 1058,4 J
2.2
Perpindahan Kalor
Kalor
akan berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Ada
tiga cara perpindahan kalor, yaitu:
A.
Radiasi
Radiasi
adalah perpindahan kalor tanpa zat perantara tetapi di pancarkan melalui
rambatan gelombang elektromagnetik. Karena itu perpindahan kalor secara radiasi
dapat terjadi melalui gas bahkan ruang hampa, seperti halnya radiasi cahaya
matahari yang dapat mencapai bumi kita permukaan benda yang terkena radiasi,
dapat bersifat meneruskan, memantulkan dan menyerap radiasi.
Permukaaan
benda hitam dan kusam adalah permukaan penyerap yang terbaik, tetapi pemantul
yang paling buruk. Sebaliknya permukaan berwarna putih dan mengkilat adalah
penyerap radiasi yang buruk, akan tetapi merupakan pemantul yang baik.
Termoskop adalah alat yang digunakan untuk mengetahui pancaran kalor.
Koefisien emisivitas
(daya serap) permukaan benda hitam ideal bernilai e=1 artinya secara teoritik
permukaan itu penyerapseluruh energi radiasi. Untuk benda yang buku hitam koef
emisivitasnya 1<e<0, sementara untuk permukaan cermin nilainya mendekati
nol. Bertiupnya angin laut dan angin darat, berhubungan dengan pengaruh nilai
emisivitas permukaan lautdan permukaan daratan yang berbeda. Emisivitas daratan
lebih besar dari emisivitas laut sehingga daratan cepat panas atau naik suhunya
di siang hari dan cepat dingin di malam hari.sementara lautan adalah
sebaliknya, lambat panas siang hari dan lambat dingin di malam hari. Prinsip
ini di manfaatkan pada alat pemanas air yang di pasang pada atap rumah
Contoh dari peristiwa radiasi adalah sampainya panas
matahari ke bumi. Panas matahari untuk sampai ke bumi tidak membutuhkan medium
atau media penghantar panas. Radiasi suatu benda dipengaruhi oleh suhu benda,
sehingga setiap benda yang suhunya lebih tinggi dari sekelilingnya akan
mengalami radiasi.
Dalam
eksperimennya, Stefan Bolzman menemukan hubungan daya radiasi dengan suhunya,
yaitu memenuhu persamaan berikut:
B. Konveksi
Yaitu cara perpindahan kalor dari satu bagian fuida (zat cait dan gas) ke bagian
lain fluida oleh penggerak fluida itu sendiri atau dengan
diikuti oleh mediumnya. Perpindahan kalor secara konveksi juga disebabkan oleh perbedaan massa
jenis. Pernahkah kalian merasakan ada angin yang panas. Angin dapat membawa kalor
menuju kita sehingga terasa lebih panas. Contoh lain adalah memasak air. Bagian
air yang lebih dulu panas adalah bagian bawah, tetapi air yang lebih panas
dapat bergerak keatas sehingga terlihat ada gelembung-gelembung yang bergerak.
Gelembung-gelembung air yang bergerak ke atas sudah mengalami pemuaian sehingga
massa jenisnya lebih kecil sedangkan air yang berada di atas akan turun lagi ke
bawah karena menggantikan air yang telah mengalir ke atas.
Dari contoh ini dapat menambah penilaian kita bahwa proses konveksi banyak
terjadi pada medium gas dan cair. Besarnya energi (kalor) yang dipindahkan
memenuhi persamaan berikut:
Konveksi yang terjadi pada udara contohnya terjadi ketika
pembakaran sampah. Udara panas di dekat nyala api memuai dan massa jenisnya
menjadi lebih kecil. Udara dingin (massa jenisnya lebih besar) yang berada di
sekitar api menekan udara panas ke atas, sehingga terjadilah arus konveksi
udara. Arus konveksi inilah yang menyebabkan asap bergerak ke atas.
Konveksi alami juga terjadi pada sisten ventilasi rumah.
Udara panas yang berada di dalam rumah bergerak ke atas dan keluar melalui ventilasi
dan tempatnya digantikan oleh udara dingin dari luar yang masuk melalui
ventilasi. Sehingga suhu di dalam rumah menjadi stabil dan nyaman.
Kemudian proses terjadinya angin darat dan angin laut
juga dipengaruhi oleh proses almiah konveksi udara. Pada siang hari, tanah
menjadi lebih cepat panas daripada laut, sehingga udara di atas daratan lebih
panas daripada udara di atas laut. Oleh karena itu udara di atas daraatan naik
dan tempatnya digantikan oleh angin/ udara di atas laut, sehingga terjadilah
angin laut.
Sedangkan pada malam hari, tanah lebih cepat dingin
daripada laut, sehingga udara diatas daratan lebih dingin daripada udara di
atas laut. Oleh karena itu udara di atas laut naik dan tempatnya digantikan
oleh udara di atas daratan, dan terjadilah angin darat.
C.
Konduksi
Konduksi merupakan perpindahan kalor tanpa diikuti oleh mediumnya.
Perpindahan energi secara konduksi ini banyak terjadi pada zat padat, sehingga
didefinisikan juga konduksi adalah perpindahan kalor pada zat padat.
Besarnya kalor
yang dipindahkan secara konduksi tiap satu satuan waktu sebanding dengan luas
penampang mediumnya, perbedaan suhunya dan berbanding terbalik dengan panjang
mediumnya serta tergantung pada jenis mediumnya atau zat penghantarnya. Zat
penghantar berdasarkan kemampuannya menghantarkan panas dibagi dalam dua macam,
yaitu:
Dari penjelasan ini dapat
diperoleh perumusan sebagai berikut:
Berdasarkan tiga cara perpindahan kalor tersebut, salah
satu benda yang memanfaatkan konsep ketiganya untuk menjaga kalor masuk dan
keluar adalah termos. Dinding termos terbuat dari kaca karena kaca merupakan
konduktor yang buruk sehingga tidak dapat memindahkan panas secara konduksi .
Permukaan dalam dindingnya dilapisi perak mengkilap karena lapisan berwarna
perak mengkilap dapat memantulkan kembali radiasi ke dalam termos. Ruang antara
lapisan dinding dan lapisan perak dihampakan karena ruang vakum memungkinkan
perpindahan kalor secara konduksi dan konveksi. Tutup atau sumbat termos
terbuat dari bahan isolator untuk menjaga agar konveksi tidak terjadi.
BAB III
PERCOBAAN
3.1 Alat dan
Bahan Yang Digunakan
1. 1 kotak yang berbentuk kubus, berukuran
kira-kira 100x50
2. 2 buah botol aqua plastik, 1 dicat hitam
3. Lilin dan korek api atau lampu pijar,
dan obat nyamuk bakar
4. Selang plastic berukuran kecil
dengan diameter berukuran 1cm
5. Air atau zat cair dan alat
pemanas
6. Statif yang dilengkapi dengan
papan berskala
3.2 Prosedur Percobaan
A.
Serapan Radiasi Kalor Oleh Benda
1. Buatlah bentuk
rangkaian alat yang mirip dengan gambar di bawah ini. Gunakan dua botol aqua
kosong, yang satu di cat warna hitam dan yang satunya lagi tetap dibiarkan
seperti aslinya. Isi pipa kecil dengan sedikit air dan kedua ujung pipa
masing-masing dihubungkan pada lubang tutup botol aqua tersebut.
2. Nyalakan lilin atau lampu pijar di
tengah kedua botol aqua, lalu amati apa yang terjadi dengan permukaan air pada
pipa, jelaskan mengapa demikian.
B.
Peristiwa Konveksi Pada Udara
1. Gunakan kotak kardus bekas untuk dapat
memeperlihatkan adanya peristiwa perpindahan panas dengan konveksi pada udara, dimana pada bagian atas kardus dibuat
dua lubang dan pada lubang itu ditempatka pipa transparan atau pipa plastik
seperti tampak pada gambar dibawah ini.
2. Tempatkan lilin atau pembakar bunsen
yang menyala di bawah salah satu lubang dan berikan asap bakaran obat nyamuk di
atas lubang lain.
C.
Peristiwa Konveksi Pada Zat Cair
1. Perhatikan gambar, sebuah pipa U yang
ditempelkan pada sebuah statif, saling dihubungkan oleh sebuah pipa plastik
berisi zat cair yang bercampur dengan serbuk halus di dalamnya.
2. Amati apa yang terjadi pada air, jika
pada bagian kanan bawah dari pipa U diletakkan pemanas bunsen
3.3 Hasil Percobaan dan Pertanyaan
A.
Serapan Radiasi Kalor Oleh Benda
Setelah lilin dinyalakan, hasil yang terjadi dari
percobaan tersebut adalah air yang berada di pipa yang tersambung dengan botol
berwarna putih lebih tinggi kenaikannya, sedangkan air yang berada di pipa yang
tersambung dengan botol berwarna hitam semakin menurun.
Hal ini dikarenakan botol yang berwarna hitam lebih cepat
menyerap panas daripada botol yang berwarna putih. Sehingga tekanan udara yang
berada di botol berwarna hitam terus
memuai dan menekan air di pipa yang tersambung dengan botol berwana hitam yang
menyebabkan air di pipa yang tersambung dengan botol berwarna putih semakin
naik.
Tugas
Pertanyaan
1. Jelaskan, apakah peristiwa ini
berhubungan dengan pemuaian udara dalam botol
aqua......................................................................................................
Jawab:
Peristiwa ini berhubungan dengan pemuaian udara dalam botol aqua, karena udara
yang berada di dalam botol aqua berwarna hitam terus memuai sehingga menekan
air di pipa yang terhubung dengan botol berwarna hitam yang menyebabkan air di
pipa yang terhubung dengan botol putih semakin naik.
2. Jelaskan mengapa permukaan air pada pipa
yang terhubung pada tabung aqua warna hitam lebih
rendah...................................................................
Jawab:
Hal ini disebabkan udara yang berada di dalam botol hitam semakin memuai
sehingga menekan permukaan air dalam pipa, yang menyebabkan permukaan airnya
semakin turun.
3. Matikan api lilin dan tempelkan kedua
telapak tangan masing-masing pada botol aqua hitam dan botol aqua putih,
kemudian apa yang terjadi...............
Jawab:
Jika kita memegang kedua botol aqua dengan telapak tangan, hal yang terjadi
sama juga seperti yang terjadi pada percobaan sebelumnya, dikarenakan botol
yang berwarna hitam lebih cepat menerima panas daripada botol berwarna putih,
sehingga tekanan udara yang berada di botol berwarna hitam terus memuai dan
menekan air di pipa yang tersambung dengan botol berwarna putih semakin naik.
4. Jelaskan, apakah peristiwa yang terjadi
pada point kegiatan 3 sama dengan yang terjadi menurut point 2 diatas, jelaskan
mengapa demikian................
Jawab:
Peristiwa yang terjadi pada point kegiatan 3 dan 4 adalah sama, karena
lampu/lilin dan tangan manusia sama-sama mengnadung kalor yang kemudian diserap
dengan baik oleh botol berwarna hitam dan menyebabakan kejadian yang sama yaitu
tekanan udara yang berada di botol berwarna hitam terus memuai dan menekan air
di pipa yang tersambung dengan botol berwarna hitam yang menyebabkan air di
pipa yang tersambung dengan botol berwarna putih semakin naik.
5. Berdasarkan peristiwa ini, coba saudara
jelaskan sebab-sebab terjadinya angin laut pada siang hari dan terjadinya angin
darat pada malam hari........
Jawab:
Pada siang hari, tanah lebih cepat menjadi panas karena kalor jenis darat
(tanah) lebih kecil daripada laut sehinggga daratan menjadi penyerap panas yang
baik, sehingga udara di atas daratan lebih panas daripada udara di atas laut.
Oleh karena itu, udara di atas daratan naik dan tempatnya digantikan oleh udara
di atas laut. Siang hari udara di atas laut lebih rapat (tekanan tinggi)
sehingga tekanannya tinggi. Akibatnya, udara berpindah dari tekanan
besar/tinggi ke tekanan kecil/rendah, sehingga terjadilah angin dari laut ke
darat disebut angin laut.
Pada malam hari, tanah lebih cepat
dingin daripada laut sehingga udara diatas daratan lebih dingin daripada udara
di atas laut . Oleh karena itu, udara di atas laut naik dan tempatnya
digantikan oleh udara di atas daratan, terjadilah angin darat. Malam hari udara
di atas daratan lebih rapat sehingga tekanannya tinggi. Akibatnya, udara
berpndah dari tekanan tinggi ke tekanan rendah sehingga terjadilah angin dari
darat ke laut yang disebut angin laut.
6. Buat kesimpulan tentang efek besanya
serapan kalor berdasarkan warna dan hubungannya dengan perubahan suhu
benda.......................................
Jawab:
Kesimpulannya adalah daya serap kalor terhadap benda yang berwarna hitam akan
lebih cepat menerima panas dan lebih cepat pula melepaskan panas, sedangkan
warna putih daya serap kalor lebih lambat dan lambat pula dalam melepaskan
panas dan hubungannya dengan perubahan suhu benda yaitu jika botol yang berwarna hitam tidak diberikan kalor
suhunya akan lebih cepat turun, sedangkan pada botol putih suhunya akan lama
turun dan melepaskan panas walaupun tidak ladak lagi mendapatkan suplai kalor.
B.
Peristiwa Konveksi Pada Udara
Peristiwa yang terjadi pada asap dari
obat nyamuk yang dibakar adalah keluarnya asap pada lubang satu, hal ini
terjadi karena konveksi (pergerakan udara), dimana udara itu akan berpindah
dari tekanan suhu rendah kepada suhu yang tinggi, begitu juga sebaliknya
apabila tekanannya rendah makan suhunya tinggi.
Pergerakan asap obat naymuk berhubungan
erat dengan pemuaian udara dan tentunya akan berpengaruh terhadap perubahan
massa jenis benda tersebut karena udara jika menerima panas (kalor) atau
dipanaskan akan memuai dan menyebabkan massa jenisnya berkurang.
Tugas Pertanyaan
1. Amatilah apa yang terjadi dengan gerak
asap bakaran tersebut, kemana arah gerakannnya .........dan jelaskan mengapa
gerak asap bakaran tersebut
demikian....................................................................................................
Jawab:
Asap bakaran tersebut berpindah ke arah lubang dan terhisap oleh pipa yang
terhubung dengan lubang yang lainnya dikarenakan sifat udara yang berpindah
dari tekanan suhu yang rendah ke tekanan suhu yang tinggi.
2. Amati juga asap yang terhisap ke dalam
kotak akan keluar lewat lubang yang lain, jelaskan mengapa
demikian.......................................................
Jawab:
Hal tersebut dikarenakan udara terus mencari tempat dengan tekanan udara rendah
dan suhu yang lebih rendah. Artinya ketika udara panas naik, udara yang dingin
turun untuk menggantikan udara panas yang naik, begitu seterusnya.
3. Jelaskan apakah gerak asap bakaran obat
nyamuk tersebut di atas berhubungan dengan peristiwa pemuaian
udara.........................................
Jawab:
Gerak asap dari pembakaran obat nyamuk tersebut berhubungan dengan peristiwa
pemuaian udara karena udara yang dipanaskan semakin memuai dan menyebabkan
massa jenis udara semakin ringan dan sehingga suhunya semakin sama dengan ruang
di sekitarnya.
4. Jelaskan apakah peristiwa konveksi pada
udara ini berhubungan dengan perubahan massa jenis,
jelaskan.................................................................
Jawab:
Peristiwa konveksi pada udara ini berhubungan dengan perubahan massa jenis
karena ketika suhu udara panas, maka massa jenisnya akan semakin ringan. Begitu
pula sebaliknya, ketika udara dingin, massa jenisnya besar.
5. Jelaskan apakah peristiwa yang
diperlihatkan percobaan di atas, dapat menjelaskan sebab terjadinya gerakan
udara yang dinamakan dengan angin laut angin
darat.................................................................................
Jawab:
Peristiwa di atas dapat menjelaskan sebab terjadinya gerakan udara yang
dinamakan angin laut dan angin darat, yaitu pada siang hari tanah lebih cepat
menjadi panas karena kalor jenis darat (tanah) lebih kecil daripada laut
sehingga daratan menjadi penyerap panas yang baik, sehingga udara di atas
daratan lebih panas daripada udara di atas laut. Oleh karena itu, udara diatas
daratan naik dan tempatnya digantikan oleh udara di atas laut. Siang hari udara
di atas laut lebih rapat sehingga tekanannya tinggi. Akibatnya, udara berpindah
dari tekanan besar/tinggi ke tekanan kecil/rendah, sehingga terjadilah angin
dari laut ke darat disebut angin laut.
Pada malam hari, tanah lebih cepat dingin daripada laut
sehingga udara diatas daratan lebih dingin daripada udara di atas laut . Oleh
karena itu, udara di atas laut naik dan tempatnya digantikan oleh udara di atas
daratan, terjadilah angin darat. Malam hari udara di atas daratan lebih rapat
sehingga tekanannya tinggi. Akibatnya, udara berpndah dari tekanan tinggi ke
tekanan rendah sehingga terjadilah angin dari darat ke laut yang disebut angin
laut.
C. Peristiwa
Konveksi Pada Zat Cair
Yang terjadi setelah diletakkan pemanas
bunsen dibawah pipa adalah serbuk yang ada di dalam pipa menjadi naik ke atas
dan semakin lama semakin naik hingga bersirkulasi sepanjang pipa. Hal ini
disebabkan karena terjadinya arus konveksi pada zat cair yang arahnya memutar
searah dengan zat cair tersebut. air yang dipanaskan akan memuai dan naik ke
atas dan digantikan oleh air dingin yang yang semula berada diatas. Karena
massa jenis air yang dipanaskan menjadi ringan dan naik ke atas.
Tugas Pertanyaan
1. Jelaskan mengapa air dapat bersirkulasi
sepanjang pipa...............Jelaskan apa hubungan peristiwa ini dengan
perpindahan panas konveksi pada zat cair.............................................................................................................
Jawab:
Karena adanya tambahan kalor membuat air yang menempel dengan dasar wadah
mengalami peningkatan suhu. Akibatnya air tersebut memuai. Ketika memuai,
volune air bertambah. Karen avolume air bertambah, maka massa jenis air
berkurang (massa jenis = massa/volume).
Karena volume air
bertambah, maka massa jenisnya berkurang dan menjadi ringan. Berkurangnya massa
jenis air menyebabkan air yang berada di dasar pipa bergerak ke atas. Karena
bergerak ke atas maka posisi air yang berada di dasar pipa tadi digantikan oleh
air yang berada di atas, sehingga posisi air yang berada di dasar dan di
permukaan bertukar. Karena terdapat perbedaan suhu, maka kalor mengalir dari
dasar wadah menuju ke permukaan. Begitulah seterusnya terjadi sirkulasi air di
dalam pipa.
2. Jelaskan mengapa, jika pemanas bunsen
dipindahkan dari bawah pipa, kecepatan gerak sirkulasi air tampak menjadi
lambat...................................
Jawab:
Hal tersebut dikarenakan berkurangnya kalor yang diberikan oleh pemanas bunsen
pada wadah (pipa) dan air, sehingga menyebabkan sirkulasi air menjadi lambat
dan air tidak lagi mencari suhu yang lebih rendah karena kalor dan suhunya
telah turun.
3. Jelaskan apakah ada hubungan peristiwa
ini dengan peristiwa “upwelling” pada air
laut..............................................................................................
Jawab:
Peristiwa tersebut berhubungan dengan peristiwa upwelling pada air laut, karena
proses terjadinya peristiwa upwelling sama dengan percobaan di atas yaitu
proses naiknya air laut dari kedalaman menuju ke permukaan disebabkan perbedaan
suhu di kedalaman dan di permukaan.
4. Jika peristiwa upwelling terjadi di
laut, apa hubungannya dengan pergerakan angin di
lautan.............................................................................
Jawab:
Hubungan antara peristiwa upwelling banyak yang disebabkan oleh perubahan dan
pembelokan angin di lautan.
5. Jelaskan apakah peristiwa upwelling ada
kaitannya dengan perubahan tekanan udara di permukaan laut serta perubahan
keadaan cuaca dan iklim di suatu
tempat...........................................................................................
Jawab:
Peristiwa upwelling berhubungan dengan perubahan tekanan udara di permukaan
laut, perubahan keadaan cuaca dan iklim di suatu tempat dikarenakan peristiwa
upwelling disebabkan oleh hal-hal tersebut.
BAB
IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam percobaan
mengenai Radiasi Kalor dan Konveksi Udara, mengamati peristiwa pergerakan udara
akibat kenaikan suhu permukaaan dan mengamati perbedaan daya serap radiasi dan
perubahan suhu benda ketika mendapat radiasi cahaya. Dari hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa
konveksi (pergerakan udara), dimana udara itu akan berpindah dari tekanan suhu
yang rendah ke tekanan suhu yang tinggi. Ketika terjadi pemanasan terhadap
udara dan air, volume keduanya memuai dan massanya tetap sehingga menyebabkan
massa jenisnya berkurang dan semakin ringan.
Selain itu diketahui bahwa benda
berwarna hitam lebih cepat dalam menyerap panas, namun cepat pula dalam
melepaskan panas, sedangkan benda berwarna putih lebih lama dalam menyerap
panas dan lama pula dalam melepaskan panas.
4.2 Saran
Dalam melakukan percobaan sebaiknya
dilakukan secara tepat dan tepat. Mahasiswa diharapkan lebih banyak membaca dan
mempelajari segala hal yang berkenaan dengan kalor serta perpindahannya dan
konveksi udara. Karena sedikit banyaknya kegiatan yang dilakukan sehari-hari
menggunakan kalor dan berhubungan dengan konveksi udara. Jadi ada baiknya
mahasiswa mengetahui dengan baik tentang hal tersebut agar pemanfaatan hal
tersebut menjadi positif dan optimal.
DAFTAR PUSTAKA
K,
Thamrin. 2014. Fisika Geografi. Banda
Aceh. Universitas Syiah Kuala.
Halliday
dan Resnick.1991. Fisika Jilid I (Terjemahan). Jakarta : Penerbit
Erlangga.
Tipler,
P.A. 1998. Fisika untuk Sains dan
Teknik-Jilid I (Terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga.
Untoro,
J.2006. Rumus Lengkap Fisika SMP. Jakarta
: WahyuMedia.
Setyono,
P dan Sulistyo. 2006. Intisari Fisika SMP.
Bandung : CV PUSTAKA SETIA.
Kanginan,
Marthen. 1994. FISIKA 2A UNTUK SLTP KELAS 2. Jakarta : Penerbit
Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar