Selasa, 24 Oktober 2017

Mita Chintia Hombing: Laporan Observasi KKL I Geografi Unsyiah




Laporan Observasi KKL I (Sosial) di Kawasan PT. Lafarge Cement Indonesia Lhoknga, Desa Lhok Seudu dan Air Terjun Desa Suhom

Disusun Oleh:
Mita Prancinitia
(1406101040009)
                                                               
Dosen Pembimbing :
Drs Syamsul Bardi, M.Si






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACEH
2016



KATA PENGANTAR
            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan Laporan pelaksanaan  kuliah kerja lapangan (KKL Sosial 1)  meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya berterima kasih pada Bapak Drs Syamsul Bardi, M.Si selaku Dosen mata kuliah KKL Sosial 1 yang telah memberikan kami kesempatan untuk melakukan observasi dengan terjun ke lapangan agar bisa mengetahui lebih jelas mengenai materi yang di sampaikan pada waktu perkuliahaan.
            Saya sangat berharap laporan  ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai potensi yang ada yang berhubungan dengan sosial. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan laporan yang telah saya buat , mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
            Semoga laporan ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata atau hasil yang kurang berkenan, dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa yang akan datang.



Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .........................................................................................   i
DAFTAR ISI  -----------------------------------------------------------------------------------  ii
BAB I PENDAHULUAN -------------------------------------------------------------------- 1
  1.1  Latar Belakang---------------------------------------------------------------- 2
  1.2 Rumusan ----------------------------------------------------------------------  2
  1.3 Tujuan-------------------------------------------------------------------------- 2
  1.4 Metodologi --------------------------------------------------------------------- 2
  1.5 Waktu dan temapt pelaksanaan------------------------------------------------ 3
BAB II LANDASAN TEORI--------------------------------------------------------------- 4
  2.1 Penegertian Industri----------------------------------------------------------- 4
  2.1 Pengertian Desa---------------------------------------------------------------- 6
  2.3 Pengertian Pariwisata ---------------------------------------------------------- 9
BAB III PEMBAHASAN-------------------------------------------------------------------- 11
  3.1 Kawasan PT. Lafarge Cement Indonesia Lhoknga, Aceh Besar ------------- 11
  3.2 Desa Lhok seudu Kecamatan Leupung, Aceh Besar ------------------------- 12
  3.3 Terjun di Desa Suhom, Kecamatan Lhoong, Aceh Besar -------------------- 15
BAB IV PENUTUP -------------------------------------------------------------------------- 18
  4.1  Kesimpulan ------------------------------------------------------------------ 18
DAFTAR PUSTAKA ------------------------------------------------------------------------ 19
DAFTAR LAMPIRAN --------------------------------------------------------------------- 20
                                                        





BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Kuliah kerja lapangan merupakan salah satu mata kuliah yang harus di selesaikan dalam mengikuti perkuliahan serta merupakan syarat yang harus di ambil guna melanjutkan mata kuliah yang lain. Selama masa perkuliahan berlangsung kami di haruskan untuk mengikuti KKL sosial.
Kuliah kerja lapangan di maksudkan dengan tujuan agar kita sebagai mahasiswa geografi lebih dekat dan mengerti tentang alam dan segala sesuatu yang telah di pelajari di ruanga belajar serta dapat di aplikasikan dalam dunia nyata dengan cara melihat sendiri apa sebenarnya terjadi di lapangan.
Kami mengunjungi tempat yang telah di tetapkan kemudian kami mengamati segala sesuatu yang ada di kawasan tersebut baik itu secara fisik maupun sosial yang ada di sekitarnya. Kami lebih menitik beratkan pada kegiatan sosial masyarakat di wilayah baik itu berupa interaksi, kegiatan ekonomi, pola pemukiman, maupun akses sarana dan prasarana yang telah di miliki oleh kawasan itu.
Oleh karena itu kami melakukan perjalanan ke beberapa titik lokasi guna memperjelas dan menyelesaikan tugas kuliah kami, yaitu kuliah kerja lapangan (sosial) agar semua yang di pertanyakan bisa terjawab. Dengan adanya pengamatan dilapangan secara langsung, maka lebih memperjelas lagi teori yang telah disampaikan dalam proses perkuliahan dan mahasiswa ditutun untuk lebih mengetahui kondisi dilapangan secara nyata, agar menambah wawasan mengenai kegiatan sosial dimasyarakat.




 1.2  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahan yang akan dibahas dalam laporan ini mencakup berbagai aspek sosial, yaitu :
1)      Bagaimana suatu potensiyang terdapat di suatu wilayah/desa?
2)      Bagaimana keadaan penduduk wilayah tersebut baik keadaan ekonomi, sosial, maupun kebudayaannya?
3)      Apa saja kendala yang dihadapi dalam mengembangkan suatu potensi yang ada?

 1.3  Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam observasi ini adalah :
1)      Mahasiswa mengetahui bagaimana keadaan sosial di sutatu wilayah dan mampu mengamati berbagai hal, baik potensi serta permasalahan yang ada di wilayah tersebut.
2)      Meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang berbagai teori yang telah dipelajari selama perkuliahan.
3)      Mahasiswa mampu mengaplikasikan berbagai pengetahuan yang diperoleh.

1.4  Metodelogi
     Adapun Metode yang di lakukan antara lain:
1)      Metode visual, mahasiswa dapat melihat secara langsung objek-objek yang akan di diamati.
2)      Mahasiswa langsung terjun ke lapangan untuk mengamati dan mencoba pengamatan terhadap kegiatan
3)      Mahasiswa mendengar penjelasan dan pengarahan dari Dosen .
4)      Metode Pencatatan yaitu mahasiswa mencatat hasil pengamatan dari hasil pengarahan dan penjelasan
5)      Metode wawancara. Diperlukan tanya jawab langsung dengan masyarakat untuk memperoleh data yang lengkap tentang segala kegiatan yang di lakukan oleh penduduk tersebut
6)      Dokumentasi. selesai pengamatan para mahasiswa mengambil foto yang akan di lampirkan dalam laporan.

 1.5  Waktu dan Tempat Kegiatan Pengamatan
Kegiatan observasi KKL 1 (Sosial)  ini dilaksanakan pada  :
  Hari/ Tanggal  : Minggu, 27 April 2016
  Pukul               : 09.00 s/d selesai
  Tempat            : 3 lokasi Pengmatan
  1. Lokasi I Kawasan PT. Lafarge Cement Indonesia Lhoknga, Aceh Besar
  2. Lokasi II Desa Lhok seudu Kecamatan Leupung, Aceh Besar
  3. Lokasi III Air Terjun di Desa Suhom, Kecamatan Lhoong, Aceh Besar.











BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Industri
Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang bermutu tinggi dalam penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Dengan demikian, industri merupakan bagian dari proses produksi. Bahan-bahan industri diambil secara langsung maupun tidak langsung, kemudian diolah, sehingga menghasilkan barang yang bernilai lebih bagi masyarakat. Kegiatan proses produksi dalam industri itu disebut dengan perindustrian.
Dari definisi tersebut, istilah industri sering disebut sebagai kegiatan manufaktur (manufacturing). Padahal, pengertian industri sangatlah luas, yaitu menyangkut semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial. Karena merupakan kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah dan macam industri berbeda-beda untuk tiap negara atau daerah. Pada umumnya, makin maju tingkat perkembangan perindustrian di suatu negara atau daerah, makin banyak jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha tersebut.
Industri tidak dapat berdiri sendiri, tetapi membutuhkan sarana penunjang. Berikut ini penunjang industri:
  1. Tenaga kerja yang terampil
  2. Suasana yang mendukung bagi berkembangnya industri
  3. Jaringan transportasi dan komunikasi yang mantap
  4. Terjaminnya persediaan bahan mentah atau bahan baku
  5. Tenaga energi atau bahan bakar
  6. Manajemen atau perangkat pengelolaan

Faktor-faktor yang mempengaruhi industri antara lain:
  1. Bahan mentah, tidak ada barang yang dapat dibuat jika tidak ada bahan mentahnya, misalnya untuk industri pensil dibutuhkan tambang grafit dan kayu jenis  khusus tentunya.
  2. Sumber tenaga (power resource), ini menyangkut tenaga air (hydro power) atau pelistrikan untuk menggerakkan mesin pabrik.
  3. Auplai tenaga kerja, hal ini menyangkut dua segi yakni kuantitatif (jumlah tenaga kerja) dan kualitatif (keterampilan yang dilmiliki tenaga kerja).
  4. Suplai air, industri sudah jelas sangat memerlukan air baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
  5. Pemasaran, dalam dunia industri pemasaran adalah sangat penting. Karena dalam indutri memeproduksi barang untuk di jual.
  6. Fasilitas transportasi, transpotasi dalam industri sangat penting baik untuk mendatangkan bahan baku maupun menyebarkan produk.

2.1.1 Dampak Positif dan Negatif Pembangunan Industri
Dampak positif atau keuntungan yang dapat diambil dengan adanya pembangunan industri antara lain :
  1. Menambah penghasilan penduduk, yang akan meningkatkan kemakmuran.
  2. Menghasilkan aneka barang yang diperlukan masyarakat banyak.
  3. Memperbesar kegunaan bahan mentah. Jadi, semakin banyak baahn mentah yang diolah dalam perindustrian sendiri maka semakin besar pula manfaat yang diperoleh.
  4. Memperluas lapangan pekerjaan bagi penduduk.
  5. Mengurangi ketergantungan Indonesia pada produk luar negeri.
  6. Industri perkebunan dapat memberi hasil tambahan bagi para petani.
  7. Merangsang masyrakat untuk meningkatkan pengetahuan industri.
  8. Memperluas kegiatan ekonomi manusia, sehingga tidak semata-mata bergantung pada lingkungan.           
 Dampak negatif pembangunan industri antara lain :
  1. Lahan pertanian menjadi semakin berkurang jumlahnya.
  2. Tanah permukaan (top soil) yang merupakan bagian yang subur menjadi hilang.
  3. Cara hidup masyarakat berubah.
  4. Lingkungan tercemar.

 2.2   Pengertian Desa
Menurut Prof. Bintarto, desa adalah perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fiografis, sosial, ekonomi, politik, dan budaya yang terdapat pada suatu daerah dalam hubungan dan pengaruh timbal balik dengan daerah lain. Fisiografis disini maksudnya adalah keadaan alam yang masih sangat memungkinkan bagi penduduk pada suatu daerah tersebut. Sosial disini memiliki arti masyarakatnya, kekeluargaan pada masyarakat desa sangat tinggi. Begitu juga dengan ekonomi dan politiknya, dibidang ekonomi biasanya ekonomi masyarakat bersifat homogen (beragam) tergantung pada topografi desanya. Misalnya suatu desa topografinya memungkinkan untuk lahan pertanian ini. Sedangkan politik, masyarakat desa juga ada politik dalam hal pemilihan keucik dan sebagainya.
             Sementara Paul H. Landis, seorang ahli geografi dari Amerika mendefinisikan desa sebagai suatu wilayah yang penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dengan ciri-ciri sebagai berikut:
  1. Mempunyai interaksi antara manusia yang sangat kuat
  2. Memiliki tali perasaan yang sama tentang kesukaan dan kebiasaan
  3. Cara berusaha bersifat agraris yang sangat dipengaruhi oleh keadaan alam seperti iklim dan kekayaan alam, serta
  4. Pekerjaan-pekerjaan yang bukan agraris merupakn pekerjaan sambilan.
Sedangkan menurut UU No.5 tahun 1979, desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintah terendah langsung di bawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dengan kata lain desa adalah unit pemerintahan yang secara langsung berada di bawah kecamatan dengan ciri-ciri sebagai berikut :
  1. Mempunyai wilayah tertentu
  2. Mempunyai sistem masyarakat sendiri
  3. Memiliki pemerintahan sendiri
  4. Berada langsung di bawah kecamatan, dan
  5. Mempunyai kebiasaan-kebiasaan pergaulan sendiri

2.2.1 Klasifikasi Desa
Pembagian desa di bagi berdasarkan perkembangannya, potensi, masyarakat dan menurut pendapat Klob dan Brunner.
Berdasarkan perkembangannya tipe desa dibedakan atas 4 desa yaitu :
1.      Desa Tradisional
Desa tradisional atau pradesa adalah tipe desa pada masyarakat suku terasing yang seluruh kehidupan masyarakatnya sangat bergantung kepada alam sekitarnya. Ketergantungan itu misalnya dalam hal bercocok tanam, kesehatan/pengobatan, memasak dan lain-lain.
2.      Desa Swadaya
Desa swadaya adalah desa yang memiliki ciri-ciri : penduduknya masih jarang, masih terikat oleh kebiasaan-kebiasaan adat, mempunyai lembaga-lembaga sederhana, tingkat pendidikan dan kesehatan masyarakat masih rendah. Dan masyarakat ini sama halnya dengan masyarakat desa tradisional, sama-sama bersifat tertutup, maka system perhubungan dan pengangkutan kurang berkembang.
3.      Desa Swakarya
Desa ini adalah tipe desa yang mengalami kemajuan dengan ciri-ciri antara lain : adat istiadatnya sudah mengalami perubahan (transisi), pengaruh dari luar mulai masuk kedalam masyarakat desa dan mengakibatkan perubahan cara berfikir, mata pencahariannya pun sudah beragam, tidak hanya pada bidang agraris saja, lapangan kerja bertambah serta transportasi dan komunikasi sudah ada.
4.      Desa Swasembada
  Desa ini adalah desa yang telah maju dan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.      Kehidupannya sudah maju mulai dibidang pertanian, perdagangan dan lain-lain
  1. Penggunaan alat-alat pencaharian sudah banyak/modern
  2. Masyarakat sudah terdidik
  3. Kemajuan tekhnologi sudah ada
  4. Masyarakat sudah mengenal ala-alat elektronik
  5. Kasehatan masyarakatnya sudah ada, dan
  6. Interaksi antara kota sudah berjalan dengan lancer

Berdasarkan masyarakat ada 3 tipe desa yaitu :
  1. Desa Agraris, desa yang kehidupannya masyarakatnya bercocok tanam/bertani. Biasanya desa iahni terletak pada datarn rendah.
  2. Desa Industri, desa yang kehidupan masyarakatnya banyak bekerja diindustri atau lebih ke industry dan dekat dengan bahan baku.
  3. Desa Nelayan, desa yang kehidupan masyarakatnya adalah nelayan, biasanya desa ini terletak dekat dengan pantai
2.2.2. Pola Pemukiman Desa
 Menurut Prof. Bintarto (1977), ada 6 pola pemukiman yaitu :
  1. Pola memanjang jalan, terdapat pada daerah dataran rendah.
  2. Pola memanjang sungai, terdapat di daerah pedalaman yang memiliki sungai-sungai besar.
  3. Pola memanjang pantai, terdapat di daerah pantai yang landai, pemukimannya mengikuti garis pantai.
  4. Pola memanjang mengikuti rel kereta api.
  5. Pola Radial, terdapat di daerah gunung api, menempati lereng-lereng dan berada pada kanan dan kiri sungai di lereng gunung berapi.
  6. Pola tersebar,terdapat di daerah homogeny dengan pola perebaran tidak rata.

2.2.3   Ciri- ciri Desa dan Masyarakatnya
 1. Ciri-ciri Desa
Adapun ciri-ciri desa antara lain :
  1. Jumlah penduduk dengan lahan tidak seimbang (luas lahan dari pada penduduknya)
  2. Mempunyai kebiasaan-kebiasaan sendiri
  3. Berada langsung di bawah kecamatan
  4. Mempunyai system masyarakat dan pemerintahan sendiri
  5. Mempunyai wilayah-wilayah tertentu
2.  Ciri-ciri Masyarakat Desa
 Ciri-ciri masyarakat desa yaitu :
  1. Masyarakat bersifat homogen (beragam)
  2. Interaksi dengan sesama sangat kuat
  3. Struktur ekonominya bersifat agraris
  4. Masyarakat desa suatu paguyuban (perkumpulan/kekeluargaan)
  5. Warga desa umumnya berpendidikan rendah dan masyarakat desanya masih memegamng norma-norma agama secara kuat.

 2.3  Pengertian Pariwisata
Menurut Undang Undang No. 10/2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
Menurut Yoeti (1985), mengatakan : “ Kepariwisataan adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang sehingga dapat memberikan pelayanan untuk memuaskan kebutuhan wisatawan yang beraneka ragam”.
Prasarana tersebut antara lain :
  1. Perhubungan : jalan raya, rel kereta api, pelabuhan udara dan laut, terminal.
  2. Instalasi pembangkit listrik dan instalasi air bersih.
  3. Sistem telekomunikasi, baik itu telepon, telegraf, radio, televise, kantor pos
  4. Pelayanan kesehatan baik itu puskesmas maupun rumah sakit.
  5. Pelayanan keamanan baik itu pos satpam penjaga obyek wisata maupun pos-pos polisi untuk menjaga keamanan di sekitar obyek wisata
  6. Pelayanan wistawan baik itu berupa pusat informasi ataupun kantor pemandu wisata.
  7. Pom bensin




2.3.1  Dampak Positif dan Negatif Pariwisata
 Dampak Positif :
  1. Terjadinya pertukaran informasi dan komunikasi antara pendatang dengan yang di datangi.
  2. Pemenuhan kebutuhan pendatang memicu perbaikan sarana prasarana yang akhirnya diikuti/dinikmati juga oleh penduduk setempat.
  3. Pembauran budaya dan teknologi modern.
  4. Terciptanya peluang kerja karena kreativitas dari pendatang.
  5. Pertukaran ilmu pengetahuan dan teknologi.
  6. Perputaran ekonomi masyarakat dan peningkatan devisa Negara.
  7. Penciptaan lapangan kerja, dimana pada umumnya pariwisata merupakan industri padat karya dimana tenaga kerja tidak dapat digantikan dengan modal atau peralatan.
  8. Pariwisata dan distribusi pembangunan. disini pariwisata secara wajar cenderung mendistribusikan pembangunan dari pusat industri kearah wilayah desa yang belum berkembang, bahkan pariwisata disadari dapat menjadi dasar pembangunan regional. Struktur perekonomian regional sangat penting untuk menyesuaikan dan menentukan dampak ekonomis dari pariwisata.

 Dampak Negatif :
  1. Luntur / musnahnya kebudayaan asli daeah yang tergeser oleh modernisasi
  2. Kecemburuan social dari penduduk asli terhadap pendatang
  3. Tersingkirnya penduduk asli yang fanatik pada nilai-nilai hidup yang di anutnya.
  4. Berubahnya bangunan tradisional/ budaya digantikan dengan gedung modern.
  5. Masuknya kebiasaan hidup yang berbahaya dari negara lain bagi generasi muda.
  6. Keinginan untuk menguasai dan memenuhi ambisi - ambisi kekuasaan dari pendatang.



BAB III
PEMBAHASAN

3.1  Kawasan PT. Lafarge Cement Indonesia Lhoknga Aceh Besar
Lhoknga merupakan salah satu wilayah kabupaten Aceh Besar yang mengalami bencana gempa bumi dan tsunami yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004, Wilayah Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar dapat diakses dari Banda Aceh melalui jalan raya Banda Aceh-Meulaboh dengan waktu tempuh sekitar 20 menit, tepatnya dikawasan PT. Lafarge Cement Indonesia. Perusahaan ini juga memiliki fasilitas pelabuhan sendiri di Lhoknga, untuk kebutuhan distribusi semen ke berabagai daerah. Selain itu ada juga beberapa terminal pengantongan yang dilengkapi dengan fasilitas pengiriman di Lhokseumawe, Belawan, Batam, dan Dumai, dengan adanya industri ini maka jumlah penganguran juga akan berkurang khususnya untuk masyarakat yang tingal tidak jauh dari sekitar perusahaan tersebut. Di perkirakan di kawasan perbukitan Lhoknga ini masih menyimpan banyak bahan baku sehingga mempelancar proses produksi.
Letak lokasi Kawasan PT. Lafarge Cement Indonesia yang didirikan di Lhoknga aceh besar karena beberapa pertimbangan yaitu:
  1. Tersedianya bahan baku. bahan baku adalah modal awal atau hal terpenting dari suatu industri.
  2. Dekat dengan bahan baku, sehingga mempermudah proses produksi semen.
  3. Tenaga kerja. Untuk sebuah industri besar perlu banyak diperlukan adalah tenaga buruh.
  4. Sarana dan prasarana industri. Seperti transportasi, pasar, pelabuhan jalan, listrik dan lain-lain.
  5. Kerja sama dengan negara lain baik dalam hal modal, dengan mendatangkan para investor, teknologi dan tenaga ahli.

Selain potensi industri yang sudah berkembang. Lhoknga juga menyimpan potensi alam lain, yaitu potensi objek pantai wisata alam yang sangat eksotis. Beberapa lokasi wisata yang berada di lhoknga, seperti; Pantai Lampuk, Pantai Babah dua, dan Pantai Lhoknga.


     Gambar. 3.1  PT. Lafarge Cement Indonesia yang berada di kawasan Lhoknga, Aceh Besar.

3.2   Desa Lhok seudu Kecamatan Leupung, Aceh Besar
Desa Lhok Seudu merupakan sebuah Desa Pesisir di Kecamatan Leupung, Kabupaten Aceh Besar. Desa Lhok seudu berjarak sekitar 30 km dari Kota Banda Aceh dan untuk mencapai ke desa ini dibutuhkan waktu sekitar 40-45 menit. Desa  Lhok seudu memiliki potensi fisik maupun non fisik. Dari segi  potensi fisik desa Lhok seudu memiliki alam yang indah untuk bisa dijadikan tempat wisata, sedangkan dari potensi non fisik desa ini memiliki penduduk yang aktif dalam kegiatan industri rumah tangga (Home Industry) sehingga dapat membuat desa ini menjadi desa yang lebih berkembang.
Disekitar desa Lhok seudu terdapat laut yang begitu indah serta pegunungan dan batuan yang menjulang tinggi dengan udara yang begitu sangat segar dan alami, sehingga bagi siapapun yang datang ke desa ini akan takjub melihat keindahannya. Masyarakat yang tinggal di desa ini umumnya bukan orang pendatang melainkan mereka penduduk asli yang sudah lama tinggal di desa ini. Bapak Zainal misalnya, beliau sudah lama tinggal di desa Lhok seudu bahkan sebelum tsunami 2004  beliau sudah tinggal di desa tersebut.
            Persebaran pemukiman penduduk didesa Lhok seudu yaitu memanjang mengikuti pantai dan jalan. Desa ini termasuk kedalam desa swakarya, dimana masyarakatnya sudah mulai berkembang pada bidang mata pencaharian dan bidang lainnya. Sebagian besar mata pencaharian penduduk desa ini ialah nelayan, namun masyarakat sudah mulai mengenal dan menjalankan industri rumah tangga. Produk yang dihasilkan dari industri rumah tangga tak lain adalah ikan asin yang bahan bakunya didapatkan dari nelayan. Pelaku industri rumah tangga ini kebanyakan adalah ibu rumah tangga.

Desa Lhok seudu juga merupakan jalan lintasan banda Aceh- Meulaboh, Sebelum sampai ke desa ini maka akan melihat pemandangan yang begitu indah dengan birunya air pantai lhok Nga dan pasir putih yang terbentang luas serta menikmati indahnya pegunungan. Ketika seseorang melihat keindahan pemandangan, pastinya akan begitu sangat senang dan terpukau melihat secara langsung alam sekitar. Lokasi yang menghubungkan Jalan lintasan dari Banda Aceh-Meulaboh menjadi keuntungan tersendiri bagi desa Lhok seudu karena jika orang-orang pergi melintasi desa ini, maka mereka akan berhenti sejenak untuk membeli ikan asin yang dijadikan oleh-oleh dari desa Lhok seudu dan membawanya pulang ke tempat tujuan. Ikan asin yang dijual di desa Lhok seudu mempunyai cita rasa yang berbeda dengan daerah lain. Perbedaan rasanya terletak dari cara pengolahan ikan asin Lhok seudu masih dengan sistem tradisional. Ikan yang baru ditangkap nelayan dibeli oleh pembuat ikan asin untuk diasinkan dan dijemur hingga kering. Maka para pembuat ikan asin di sana sangat bergantung pada sinar terik matahari. Itulah yang membuat rasa ikan Asin Lhok Seudu berbeda, hingga terkenal hampir ke seluruh Aceh, bahkan mancanegara seperti Malaysia dan Brunei Darussalam.

 
                 Gambar 3.2 Tempat penjualan ikan asin di desa Lhok seudu

Ikan asin yang dijual pedagang di desa ini juga beragam jenisnya yakni, ikan taleung, kakap merah, gurita, teri bahkan udang kecil yang biasa disebut dengan udang Sabee. Ada  keunikan jika kita membeli ikan asin di desa Lhok seudu yaitu ukuran membeli ikan asin bukan berdasarkan berat seperti kg (kilogram) namun berdasarkan Bambu yang sudah di sediakan oleh pedagang ikan asin di desa ini. Harga ikan asin bervariasi sesuai dengan jenis dan ukuran. Misalnya  ikan teri Rp.50.000/bambu, ikan kerupuk Rp30.000/bambu, ebi Rp.20.000/bambu dan gurita sesuai ukurannya Berukuran besar seharga Rp.85.000 dan kecil Rp.40.000 dan harga yang paling mahal adalah Rp 250,000 dan biasanya harga segitu sudah mendapatkan ikan asin yang ukurannya sudah begitu besar sesuai dengan harganya.
Selain itu, desa Lhok seudu juga memiliki potensi yang dapat dijadikan objek wisata. Daerah ini menyimpan potensi alam yang begitu indah baik pantai maupun pegunungan, desa Lhok seudu juga memiliki wisata mancing, bagi siapa yang memiliki hoby memancing sangat cocok untuk datang ke desa ini.  Panorama alam kaki gunung kulu dan pantai yang indah (pasir putih) serta terbentuknya seperti danau kecil yang tidak dalam diantara dua pulau sehingga sangat cocok untuk memancing. Untuk saat sekarang daerah ini belum dikelola secara profesional, hanya warga desa yang menyediakan perahu sewaan untuk memancing di daerah ini.

 
       Gambar 3.2.1  Objek Wisata Lhok seudu yang memiliki tempat wisata mancing

3.3  Air Terjun di Desa Suhom, Kecamatan Lhoong, Aceh Besar
           Air Terjun Suhom, berada di Desa Suhom, Kecamatan Lhoong, Aceh Besar. Untuk bisa mencapai tempat wisata ini, harus melewati jalanan naik-turun dengan pemandangan pegunungan Paro dan Kulu. Berjarak kurang lebih 75 Km sebelah barat Banda Aceh atau sekitar 3 km dari jalan raya antara Banda Aceh dengan Calang, Aceh Jaya.  Untuk mencapai Air Terjun Suhom dari Banda Aceh, bisa menggunakan transportasi umum atau kendaraan pribadi dan memerlukan waktu kurang lebih satu jam. Perjalanan ke sana melalui rute Banda Aceh – Calang (Aceh Jaya), melewati Pantai Lampuuk, Pantai Lhoknga dan Kecamatan Leupung.
 Lokasi wisata alam Air Terjun Suhom, saat ini terutama pada  setiap hari libur selalu ramai dipadati pengunjung yang berekreasi, baik warga  lokal maupun wisatawan asing. Berbeda halnya ketika kondisi Aceh masih terjadi  konflik, sedikit sekali orang yang berkunjung ke sana. Pengunjung yang berasal  dari luar kota atau turis mancanegara yang ingin mengetahui lebih mendalam tentang seluk beluk Air Terjun Suhom, di tempat ini terdapat pemandu wisata yang  berasal dari warga local.

 
        Gambar 3.3.  Air Terjun di Desa Suhom, Kecamatan Lhoong Aceh Besar

Posisi air terjun ini berada di tengah panorama alam yang  indah dan alami. Di sekitarnya terdapat banyak pohon sehingga udara begitu sangat sejuk. Di samping  itu, di sekitar air terjun juga terdapat lokasi yang dapat digunakan untuk  berkemah (camping).
Air terjun yang deras ini menjadi sumber energi listrik  bagi masyarakat di sekitar Desa Kreung Kala. Sebuah pembangkit listrik tenaga mikrohidro kini telah dibangun di dekat air terjun dan dioperasikan untuk mengaliri listrik kepada 200 KK (Kepala Keluarga) penduduk Desa Lhok seudu dan Kreung Kala.
Sepanjang perjalanan dari Banda Aceh menuju ke lokasi air terjun, terhampar pemandangan yang menakjubkan dengan keindahan yang luar biasa,  deburan ombak  dan pasir putih terlihat  dekat di sepanjang jalan, dan tampak pula barisan pegunungan yang tinggi dan  indah.   Di tempat wisata air terjun di desa lhok seudu Tersedia warung-warung penjual kopi dan mie di lokasi ini.  Sayangnya, di lokasi wisata ini banyak terdapat sampah dan kotoran yang dibuang secara sembarangan oleh pengunjung.

 
   Gambar 3.3.1 Dihari libur banyak masyarakat yang berkunjung ke Air Terjun di Desa Suhom

Sebenarnya jika tempat wisata ini dikembangkan lagi, maka akan mungkin desa ini mengalami kemajuan. Pembangunan pun sangat dibutuhkan seperti peningkatan sarana dan prasarana, memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai industri keatif dan perlu adanya pengelolaan, baik itu dilakukan oleh masyarakat secara langsung maupun adanya pengembangan desa yang dilakukan oleh pemerintah. Dari sisi pengembangan kelembagaan desa wisata, perlunya adanya  perencanaan awal yang tepat dalam menentukan usulan program atau kegiatan khususnya pada kelompok masyarakat agar mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui pelaksanaan program pelatihan pengembangan desa. Selain itu dari sisi pengembangan objek dan daya tarik wisata, perlunya perencanaan awal dari masyarakat untuk menjadi tuan rumah yang baik bagi wisatawan dan mampu mendatangkan wisatawan dari berbagai potensi yang dimiliki oleh masyarakat, serta perlunya sosialisasi dari instansi terkait dalam rangka mengembangkan desa wisata. Dari sisi pengembangan sarana prasarana wisata, perencanaan awal dari pemerintah perlu diarahkan ke pengembangan sarana prasarana wisata yang baru seperti: pembangunan gedung khusus pengelola desa wisata, cinderamata khas setempat, dan rumah makan bernuansa alami pedesaan. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya perlu menjalin kemitraan dengan pemerintah maupun pengusaha/pihak swasta.
BAB IV
PENUTUP
4.1  Kesimpulan 
   Adapun kesimpulan yang terdapat pada laporan pengamatan KKL 1 Sosial ini yaitu:
  1. kegiatan sosial masyarakat suatu wialayah yiadak terlepas dari interaksi, kegiatan ekonomi, pola pemukiman, maupun akses sarana dan prasarana yang telah di miliki oleh kawasan itu.
  2. Keadaan alam, potensi sumber daya, bentuk, aktivitas masyarakat atau mata pencaharian masyarakat di suatu wilayah dengan wilayah lainnya yang terdapat dipermukaan bumi berbeda satu sama lain
  3. Perlunya perencanaan awal dari masyarakat untuk menjadi tuan rumah yang baik bagi wisatawan dan mampu mendatangkan wisatawan dari berbagai potensi yang dimiliki oleh masyarakat, serta perlunya sosialisasi dari instansi terkait dalam rangka mengembangkan desa wisata.
  4. Sebenarnya perlunya adanya  perencanaan awal yang tepat dalam menentukan usulan program atau kegiatan khususnya pada kelompok masyarakat agar mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui pelaksanaan program pelatihan pengembangan desa.








DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, Drs. 2003. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineke Cipta.
Arifin, Muhammad. (1997). Geografi Regional Indonesia. Medan: FPIPS IKIP Medan.
Kudonarpodo, Kartiman.Didang Setiawan. 1997. Geografi 2. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
Robinson, Tarigan. 2008. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Bandung: Bumi Aksaras
Sutrijat, Sumadi. 1999.Geografi 1. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan..
Tim Abdi Guru (Hasan Budi, d.kk). 2004. Geografi SMP VII, VIII, IX. Jakarta : Erlangga.













Daftar Lampiran Foto Kegiatan Pengamatan
 
        Gambar wawancara dengan pedagang Ikan Asin dan Ikan yang lagi dijemur
   
   
Gambar Lokasi I Kawasan PT. Lafarge Cement Indonesia Lhoknga, Aceh Besar. Lokasi II Desa Lhok seudu Kecamatan Leupung, Aceh Besar. Lokasi III Air Terjun di Desa Suhom, Kecamatan Lhoong, Aceh Besar.
Gambar Dosen memberikan arahan dan bimbingan serta memberikan penjelasan terhadap hasil yang diamati oleh para mahasiswa yang melakukan pengamatan.