Laporan Observasi KKL I (Sosial) di Kawasan PT. Lafarge Cement
Indonesia Lhoknga, Desa Lhok Seudu dan Air Terjun Desa Suhom
Disusun Oleh:
Mita
Prancinitia
(1406101040009)
Dosen Pembimbing :
Drs Syamsul Bardi, M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACEH
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya saya dapat
menyelesaikan Laporan pelaksanaan kuliah
kerja lapangan (KKL Sosial 1) meskipun
banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya berterima kasih pada Bapak Drs
Syamsul Bardi, M.Si selaku Dosen mata kuliah KKL Sosial 1 yang telah memberikan
kami kesempatan untuk melakukan observasi dengan terjun ke lapangan agar bisa
mengetahui lebih jelas mengenai materi yang di sampaikan pada waktu
perkuliahaan.
Saya sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai potensi yang ada yang berhubungan
dengan sosial. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan laporan yang telah saya buat ,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga laporan ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat
berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata atau hasil yang kurang berkenan, dan
saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa yang akan
datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ----------------------------------------------------------------------------------- ii
BAB I PENDAHULUAN -------------------------------------------------------------------- 1
1.1 Latar Belakang----------------------------------------------------------------
2
1.2 Rumusan ---------------------------------------------------------------------- 2
1.3 Tujuan--------------------------------------------------------------------------
2
1.4 Metodologi --------------------------------------------------------------------- 2
1.5 Waktu dan temapt
pelaksanaan------------------------------------------------
3
BAB II LANDASAN TEORI---------------------------------------------------------------
4
2.1 Penegertian Industri-----------------------------------------------------------
4
2.1 Pengertian Desa----------------------------------------------------------------
6
2.3 Pengertian Pariwisata ---------------------------------------------------------- 9
BAB III PEMBAHASAN-------------------------------------------------------------------- 11
3.1 Kawasan PT. Lafarge
Cement Indonesia Lhoknga, Aceh Besar ------------- 11
3.2 Desa Lhok seudu
Kecamatan Leupung, Aceh Besar ------------------------- 12
3.3 Terjun di Desa Suhom,
Kecamatan Lhoong, Aceh Besar -------------------- 15
BAB IV PENUTUP -------------------------------------------------------------------------- 18
4.1 Kesimpulan ------------------------------------------------------------------ 18
DAFTAR PUSTAKA ------------------------------------------------------------------------ 19
DAFTAR LAMPIRAN --------------------------------------------------------------------- 20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kuliah kerja lapangan merupakan salah satu mata kuliah yang harus
di selesaikan dalam mengikuti perkuliahan serta merupakan syarat yang harus di
ambil guna melanjutkan mata kuliah yang lain. Selama masa perkuliahan
berlangsung kami di haruskan untuk mengikuti KKL sosial.
Kuliah kerja lapangan di maksudkan dengan tujuan agar kita sebagai
mahasiswa geografi lebih dekat dan mengerti tentang alam dan segala sesuatu
yang telah di pelajari di ruanga belajar serta dapat di aplikasikan dalam dunia
nyata dengan cara melihat sendiri apa sebenarnya terjadi di lapangan.
Kami mengunjungi tempat yang telah di tetapkan kemudian kami
mengamati segala sesuatu yang ada di kawasan tersebut baik itu secara fisik
maupun sosial yang ada di sekitarnya. Kami lebih menitik beratkan pada kegiatan
sosial masyarakat di wilayah baik itu berupa interaksi, kegiatan ekonomi, pola
pemukiman, maupun akses sarana dan prasarana yang telah di miliki oleh kawasan
itu.
Oleh karena itu kami melakukan perjalanan ke beberapa titik lokasi
guna memperjelas dan menyelesaikan tugas kuliah kami, yaitu kuliah kerja
lapangan (sosial) agar semua yang di pertanyakan bisa terjawab. Dengan adanya
pengamatan dilapangan secara langsung, maka lebih memperjelas lagi teori yang
telah disampaikan dalam proses perkuliahan dan mahasiswa ditutun untuk lebih
mengetahui kondisi dilapangan secara nyata, agar menambah wawasan mengenai
kegiatan sosial dimasyarakat.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahan yang akan dibahas dalam laporan ini
mencakup berbagai aspek sosial, yaitu :
1)
Bagaimana
suatu potensiyang terdapat di suatu wilayah/desa?
2)
Bagaimana
keadaan penduduk wilayah tersebut baik keadaan ekonomi, sosial, maupun
kebudayaannya?
3)
Apa
saja kendala yang dihadapi dalam mengembangkan suatu potensi yang ada?
1.3
Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam observasi ini adalah :
1)
Mahasiswa
mengetahui bagaimana keadaan sosial di sutatu wilayah dan mampu mengamati
berbagai hal, baik potensi serta permasalahan yang ada di wilayah tersebut.
2)
Meningkatkan
pengetahuan mahasiswa tentang berbagai teori yang telah dipelajari selama
perkuliahan.
3)
Mahasiswa
mampu mengaplikasikan berbagai pengetahuan yang diperoleh.
1.4 Metodelogi
Adapun Metode yang di lakukan antara lain:
1)
Metode
visual, mahasiswa dapat melihat secara langsung objek-objek yang akan di
diamati.
2)
Mahasiswa
langsung terjun ke lapangan untuk mengamati dan mencoba pengamatan terhadap
kegiatan
3)
Mahasiswa
mendengar penjelasan dan pengarahan dari Dosen .
4)
Metode
Pencatatan yaitu mahasiswa mencatat hasil pengamatan dari hasil pengarahan dan
penjelasan
5)
Metode
wawancara. Diperlukan tanya jawab langsung dengan masyarakat untuk memperoleh
data yang lengkap tentang segala kegiatan yang di lakukan oleh penduduk
tersebut
6)
Dokumentasi.
selesai pengamatan para mahasiswa mengambil foto yang akan di lampirkan dalam
laporan.
1.5
Waktu dan Tempat Kegiatan Pengamatan
Kegiatan
observasi KKL 1 (Sosial) ini
dilaksanakan pada :
Hari/ Tanggal : Minggu, 27 April 2016
Pukul : 09.00 s/d selesai
Tempat : 3 lokasi Pengmatan
- Lokasi I Kawasan PT. Lafarge Cement Indonesia Lhoknga, Aceh Besar
- Lokasi II Desa Lhok seudu Kecamatan Leupung, Aceh Besar
- Lokasi III Air Terjun di Desa Suhom, Kecamatan Lhoong, Aceh Besar.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian
Industri
Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan
baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang bermutu tinggi
dalam penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan
industri. Dengan demikian, industri merupakan bagian dari proses produksi.
Bahan-bahan industri diambil secara langsung maupun tidak langsung, kemudian
diolah, sehingga menghasilkan barang yang bernilai lebih bagi masyarakat.
Kegiatan proses produksi dalam industri itu disebut dengan perindustrian.
Dari definisi tersebut, istilah industri sering disebut sebagai
kegiatan manufaktur (manufacturing). Padahal, pengertian industri sangatlah
luas, yaitu menyangkut semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang
sifatnya produktif dan komersial. Karena merupakan kegiatan ekonomi yang luas
maka jumlah dan macam industri berbeda-beda untuk tiap negara atau daerah. Pada
umumnya, makin maju tingkat perkembangan perindustrian di suatu negara atau
daerah, makin banyak jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat
kegiatan dan usaha tersebut.
Industri tidak dapat berdiri sendiri, tetapi membutuhkan sarana
penunjang. Berikut ini penunjang industri:
- Tenaga kerja yang terampil
- Suasana yang mendukung bagi berkembangnya industri
- Jaringan transportasi dan komunikasi yang mantap
- Terjaminnya persediaan bahan mentah atau bahan baku
- Tenaga energi atau bahan bakar
- Manajemen atau perangkat pengelolaan
Faktor-faktor yang mempengaruhi industri antara lain:
- Bahan mentah, tidak ada barang yang dapat dibuat jika tidak ada bahan mentahnya, misalnya untuk industri pensil dibutuhkan tambang grafit dan kayu jenis khusus tentunya.
- Sumber tenaga (power resource), ini menyangkut tenaga air (hydro power) atau pelistrikan untuk menggerakkan mesin pabrik.
- Auplai tenaga kerja, hal ini menyangkut dua segi yakni kuantitatif (jumlah tenaga kerja) dan kualitatif (keterampilan yang dilmiliki tenaga kerja).
- Suplai air, industri sudah jelas sangat memerlukan air baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
- Pemasaran, dalam dunia industri pemasaran adalah sangat penting. Karena dalam indutri memeproduksi barang untuk di jual.
- Fasilitas transportasi, transpotasi dalam industri sangat penting baik untuk mendatangkan bahan baku maupun menyebarkan produk.
2.1.1 Dampak
Positif dan Negatif Pembangunan Industri
Dampak
positif atau keuntungan yang dapat diambil dengan adanya pembangunan industri
antara lain :
- Menambah penghasilan penduduk, yang akan meningkatkan kemakmuran.
- Menghasilkan aneka barang yang diperlukan masyarakat banyak.
- Memperbesar kegunaan bahan mentah. Jadi, semakin banyak baahn mentah yang diolah dalam perindustrian sendiri maka semakin besar pula manfaat yang diperoleh.
- Memperluas lapangan pekerjaan bagi penduduk.
- Mengurangi ketergantungan Indonesia pada produk luar negeri.
- Industri perkebunan dapat memberi hasil tambahan bagi para petani.
- Merangsang masyrakat untuk meningkatkan pengetahuan industri.
- Memperluas kegiatan ekonomi manusia, sehingga tidak semata-mata bergantung pada lingkungan.
Dampak negatif pembangunan industri antara
lain :
- Lahan pertanian menjadi semakin berkurang jumlahnya.
- Tanah permukaan (top soil) yang merupakan bagian yang subur menjadi hilang.
- Cara hidup masyarakat berubah.
- Lingkungan tercemar.
2.2 Pengertian
Desa
Menurut Prof. Bintarto, desa adalah perwujudan geografis yang
ditimbulkan oleh unsur-unsur fiografis, sosial, ekonomi, politik, dan budaya
yang terdapat pada suatu daerah dalam hubungan dan pengaruh timbal balik dengan
daerah lain. Fisiografis disini maksudnya adalah keadaan alam yang masih sangat
memungkinkan bagi penduduk pada suatu daerah tersebut. Sosial disini memiliki
arti masyarakatnya, kekeluargaan pada masyarakat desa sangat tinggi. Begitu
juga dengan ekonomi dan politiknya, dibidang ekonomi biasanya ekonomi
masyarakat bersifat homogen (beragam) tergantung pada topografi desanya.
Misalnya suatu desa topografinya memungkinkan untuk lahan pertanian ini.
Sedangkan politik, masyarakat desa juga ada politik dalam hal pemilihan keucik
dan sebagainya.
Sementara Paul H. Landis, seorang
ahli geografi dari Amerika mendefinisikan desa sebagai suatu wilayah yang
penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dengan ciri-ciri sebagai berikut:
- Mempunyai interaksi antara manusia yang sangat kuat
- Memiliki tali perasaan yang sama tentang kesukaan dan kebiasaan
- Cara berusaha bersifat agraris yang sangat dipengaruhi oleh keadaan alam seperti iklim dan kekayaan alam, serta
- Pekerjaan-pekerjaan yang bukan agraris merupakn pekerjaan sambilan.
Sedangkan menurut UU No.5 tahun 1979, desa adalah suatu wilayah
yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai organisasi pemerintah terendah langsung di bawah camat dan berhak
menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Dengan kata lain desa adalah unit pemerintahan yang secara
langsung berada di bawah kecamatan dengan ciri-ciri sebagai berikut :
- Mempunyai wilayah tertentu
- Mempunyai sistem masyarakat sendiri
- Memiliki pemerintahan sendiri
- Berada langsung di bawah kecamatan, dan
- Mempunyai kebiasaan-kebiasaan pergaulan sendiri
2.2.1
Klasifikasi Desa
Pembagian desa di bagi berdasarkan perkembangannya, potensi,
masyarakat dan menurut pendapat Klob dan Brunner.
Berdasarkan perkembangannya tipe desa dibedakan atas 4 desa yaitu :
1.
Desa Tradisional
Desa tradisional atau pradesa adalah tipe desa pada masyarakat suku
terasing yang seluruh kehidupan masyarakatnya sangat bergantung kepada alam
sekitarnya. Ketergantungan itu misalnya dalam hal bercocok tanam,
kesehatan/pengobatan, memasak dan lain-lain.
2.
Desa Swadaya
Desa swadaya adalah desa yang memiliki ciri-ciri : penduduknya
masih jarang, masih terikat oleh kebiasaan-kebiasaan adat, mempunyai
lembaga-lembaga sederhana, tingkat pendidikan dan kesehatan masyarakat masih
rendah. Dan masyarakat ini sama halnya dengan masyarakat desa tradisional,
sama-sama bersifat tertutup, maka system perhubungan dan pengangkutan kurang
berkembang.
3.
Desa Swakarya
Desa ini adalah tipe desa yang mengalami kemajuan dengan ciri-ciri
antara lain : adat istiadatnya sudah mengalami perubahan (transisi), pengaruh
dari luar mulai masuk kedalam masyarakat desa dan mengakibatkan perubahan cara
berfikir, mata pencahariannya pun sudah beragam, tidak hanya pada bidang
agraris saja, lapangan kerja bertambah serta transportasi dan komunikasi sudah
ada.
4.
Desa Swasembada
Desa ini adalah desa yang telah maju dan memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
1.
Kehidupannya
sudah maju mulai dibidang pertanian, perdagangan dan lain-lain
- Penggunaan alat-alat pencaharian sudah banyak/modern
- Masyarakat sudah terdidik
- Kemajuan tekhnologi sudah ada
- Masyarakat sudah mengenal ala-alat elektronik
- Kasehatan masyarakatnya sudah ada, dan
- Interaksi antara kota sudah berjalan dengan lancer
Berdasarkan
masyarakat ada 3 tipe desa yaitu :
- Desa Agraris, desa yang kehidupannya masyarakatnya bercocok tanam/bertani. Biasanya desa iahni terletak pada datarn rendah.
- Desa Industri, desa yang kehidupan masyarakatnya banyak bekerja diindustri atau lebih ke industry dan dekat dengan bahan baku.
- Desa Nelayan, desa yang kehidupan masyarakatnya adalah nelayan, biasanya desa ini terletak dekat dengan pantai
2.2.2.
Pola Pemukiman Desa
Menurut Prof. Bintarto (1977), ada 6 pola
pemukiman yaitu :
- Pola memanjang jalan, terdapat pada daerah dataran rendah.
- Pola memanjang sungai, terdapat di daerah pedalaman yang memiliki sungai-sungai besar.
- Pola memanjang pantai, terdapat di daerah pantai yang landai, pemukimannya mengikuti garis pantai.
- Pola memanjang mengikuti rel kereta api.
- Pola Radial, terdapat di daerah gunung api, menempati lereng-lereng dan berada pada kanan dan kiri sungai di lereng gunung berapi.
- Pola tersebar,terdapat di daerah homogeny dengan pola perebaran tidak rata.
2.2.3 Ciri- ciri Desa dan Masyarakatnya
1. Ciri-ciri Desa
Adapun
ciri-ciri desa antara lain :
- Jumlah penduduk dengan lahan tidak seimbang (luas lahan dari pada penduduknya)
- Mempunyai kebiasaan-kebiasaan sendiri
- Berada langsung di bawah kecamatan
- Mempunyai system masyarakat dan pemerintahan sendiri
- Mempunyai wilayah-wilayah tertentu
2. Ciri-ciri Masyarakat Desa
Ciri-ciri masyarakat desa yaitu :
- Masyarakat bersifat homogen (beragam)
- Interaksi dengan sesama sangat kuat
- Struktur ekonominya bersifat agraris
- Masyarakat desa suatu paguyuban (perkumpulan/kekeluargaan)
- Warga desa umumnya berpendidikan rendah dan masyarakat desanya masih memegamng norma-norma agama secara kuat.
2.3 Pengertian
Pariwisata
Menurut Undang Undang No. 10/2009 tentang Kepariwisataan, yang
dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung
oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha,
Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
Menurut Yoeti (1985), mengatakan : “ Kepariwisataan adalah semua
fasilitas yang memungkinkan agar sarana kepariwisataan dapat hidup dan
berkembang sehingga dapat memberikan pelayanan untuk memuaskan kebutuhan
wisatawan yang beraneka ragam”.
Prasarana
tersebut antara lain :
- Perhubungan : jalan raya, rel kereta api, pelabuhan udara dan laut, terminal.
- Instalasi pembangkit listrik dan instalasi air bersih.
- Sistem telekomunikasi, baik itu telepon, telegraf, radio, televise, kantor pos
- Pelayanan kesehatan baik itu puskesmas maupun rumah sakit.
- Pelayanan keamanan baik itu pos satpam penjaga obyek wisata maupun pos-pos polisi untuk menjaga keamanan di sekitar obyek wisata
- Pelayanan wistawan baik itu berupa pusat informasi ataupun kantor pemandu wisata.
- Pom bensin
2.3.1 Dampak Positif dan
Negatif Pariwisata
Dampak Positif :
- Terjadinya pertukaran informasi dan komunikasi antara pendatang dengan yang di datangi.
- Pemenuhan kebutuhan pendatang memicu perbaikan sarana prasarana yang akhirnya diikuti/dinikmati juga oleh penduduk setempat.
- Pembauran budaya dan teknologi modern.
- Terciptanya peluang kerja karena kreativitas dari pendatang.
- Pertukaran ilmu pengetahuan dan teknologi.
- Perputaran ekonomi masyarakat dan peningkatan devisa Negara.
- Penciptaan lapangan kerja, dimana pada umumnya pariwisata merupakan industri padat karya dimana tenaga kerja tidak dapat digantikan dengan modal atau peralatan.
- Pariwisata dan distribusi pembangunan. disini pariwisata secara wajar cenderung mendistribusikan pembangunan dari pusat industri kearah wilayah desa yang belum berkembang, bahkan pariwisata disadari dapat menjadi dasar pembangunan regional. Struktur perekonomian regional sangat penting untuk menyesuaikan dan menentukan dampak ekonomis dari pariwisata.
Dampak Negatif :
- Luntur / musnahnya kebudayaan asli daeah yang tergeser oleh modernisasi
- Kecemburuan social dari penduduk asli terhadap pendatang
- Tersingkirnya penduduk asli yang fanatik pada nilai-nilai hidup yang di anutnya.
- Berubahnya bangunan tradisional/ budaya digantikan dengan gedung modern.
- Masuknya kebiasaan hidup yang berbahaya dari negara lain bagi generasi muda.
- Keinginan untuk menguasai dan memenuhi ambisi - ambisi kekuasaan dari pendatang.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kawasan PT. Lafarge Cement Indonesia Lhoknga
Aceh Besar
Lhoknga merupakan salah satu wilayah kabupaten Aceh Besar yang
mengalami bencana gempa bumi dan tsunami yang terjadi pada tanggal 26 Desember
2004, Wilayah Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar dapat diakses dari Banda
Aceh melalui jalan raya Banda Aceh-Meulaboh dengan waktu tempuh sekitar 20
menit, tepatnya dikawasan PT. Lafarge Cement Indonesia. Perusahaan ini juga memiliki fasilitas pelabuhan sendiri di
Lhoknga, untuk kebutuhan distribusi semen ke berabagai daerah. Selain itu ada
juga beberapa terminal pengantongan yang dilengkapi dengan fasilitas pengiriman
di Lhokseumawe, Belawan, Batam, dan Dumai, dengan adanya industri ini maka
jumlah penganguran juga akan berkurang khususnya untuk masyarakat yang tingal
tidak jauh dari sekitar perusahaan tersebut. Di perkirakan di kawasan perbukitan
Lhoknga ini masih menyimpan banyak bahan baku sehingga mempelancar proses
produksi.
Letak lokasi Kawasan PT.
Lafarge Cement Indonesia yang didirikan di Lhoknga aceh besar karena beberapa
pertimbangan yaitu:
- Tersedianya bahan baku. bahan baku adalah modal awal atau hal terpenting dari suatu industri.
- Dekat dengan bahan baku, sehingga mempermudah proses produksi semen.
- Tenaga kerja. Untuk sebuah industri besar perlu banyak diperlukan adalah tenaga buruh.
- Sarana dan prasarana industri. Seperti transportasi, pasar, pelabuhan jalan, listrik dan lain-lain.
- Kerja sama dengan negara lain baik dalam hal modal, dengan mendatangkan para investor, teknologi dan tenaga ahli.
Selain
potensi industri yang sudah berkembang. Lhoknga juga menyimpan potensi alam
lain, yaitu potensi objek pantai wisata alam yang sangat eksotis. Beberapa lokasi
wisata yang berada di lhoknga, seperti; Pantai Lampuk, Pantai Babah dua, dan
Pantai Lhoknga.
Gambar. 3.1 PT. Lafarge Cement Indonesia yang berada di
kawasan Lhoknga, Aceh Besar.
3.2 Desa Lhok seudu Kecamatan Leupung, Aceh Besar
Desa
Lhok Seudu merupakan sebuah Desa Pesisir di Kecamatan Leupung, Kabupaten Aceh
Besar. Desa Lhok seudu berjarak sekitar 30 km dari Kota Banda Aceh dan untuk
mencapai ke desa ini dibutuhkan waktu sekitar 40-45 menit. Desa Lhok seudu memiliki potensi fisik maupun non
fisik. Dari segi potensi fisik desa Lhok
seudu memiliki alam yang indah untuk bisa dijadikan tempat wisata, sedangkan
dari potensi non fisik desa ini memiliki penduduk yang aktif dalam kegiatan
industri rumah tangga (Home Industry) sehingga dapat membuat desa ini menjadi
desa yang lebih berkembang.
Disekitar
desa Lhok seudu terdapat laut yang begitu indah serta pegunungan dan batuan
yang menjulang tinggi dengan udara yang begitu sangat segar dan alami, sehingga
bagi siapapun yang datang ke desa ini akan takjub melihat keindahannya.
Masyarakat yang tinggal di desa ini umumnya bukan orang pendatang melainkan
mereka penduduk asli yang sudah lama tinggal di desa ini. Bapak Zainal
misalnya, beliau sudah lama tinggal di desa Lhok seudu bahkan sebelum tsunami
2004 beliau sudah tinggal di desa
tersebut.
Persebaran
pemukiman penduduk didesa Lhok seudu yaitu memanjang mengikuti pantai dan
jalan. Desa ini termasuk kedalam desa swakarya, dimana masyarakatnya sudah
mulai berkembang pada bidang mata pencaharian dan bidang lainnya. Sebagian
besar mata pencaharian penduduk desa ini ialah nelayan, namun masyarakat sudah
mulai mengenal dan menjalankan industri rumah tangga. Produk yang dihasilkan
dari industri rumah tangga tak lain adalah ikan asin yang bahan bakunya
didapatkan dari nelayan. Pelaku industri rumah tangga ini kebanyakan adalah ibu
rumah tangga.
Desa
Lhok seudu juga merupakan jalan lintasan banda Aceh- Meulaboh, Sebelum sampai
ke desa ini maka akan melihat pemandangan yang begitu indah dengan birunya air
pantai lhok Nga dan pasir putih yang terbentang luas serta menikmati indahnya
pegunungan. Ketika seseorang melihat keindahan pemandangan, pastinya akan
begitu sangat senang dan terpukau melihat secara langsung alam sekitar. Lokasi
yang menghubungkan Jalan lintasan dari Banda Aceh-Meulaboh menjadi keuntungan
tersendiri bagi desa Lhok seudu karena jika orang-orang pergi melintasi desa
ini, maka mereka akan berhenti sejenak untuk membeli ikan asin yang dijadikan
oleh-oleh dari desa Lhok seudu dan membawanya pulang ke tempat tujuan. Ikan
asin yang dijual di desa Lhok seudu mempunyai cita rasa yang berbeda dengan
daerah lain. Perbedaan rasanya terletak dari cara pengolahan ikan asin Lhok
seudu masih dengan sistem tradisional. Ikan yang baru ditangkap nelayan dibeli
oleh pembuat ikan asin untuk diasinkan dan dijemur hingga kering. Maka para
pembuat ikan asin di sana sangat bergantung pada sinar terik matahari. Itulah
yang membuat rasa ikan Asin Lhok Seudu berbeda, hingga terkenal hampir ke
seluruh Aceh, bahkan mancanegara seperti Malaysia dan Brunei Darussalam.
Gambar 3.2 Tempat penjualan
ikan asin di desa Lhok seudu
Ikan
asin yang dijual pedagang di desa ini juga beragam jenisnya yakni, ikan
taleung, kakap merah, gurita, teri bahkan udang kecil yang biasa disebut dengan
udang Sabee. Ada keunikan jika kita
membeli ikan asin di desa Lhok seudu yaitu ukuran membeli ikan asin bukan
berdasarkan berat seperti kg (kilogram) namun berdasarkan Bambu yang sudah di
sediakan oleh pedagang ikan asin di desa ini. Harga ikan asin bervariasi sesuai
dengan jenis dan ukuran. Misalnya ikan
teri Rp.50.000/bambu, ikan kerupuk Rp30.000/bambu, ebi Rp.20.000/bambu dan
gurita sesuai ukurannya Berukuran besar seharga Rp.85.000 dan kecil Rp.40.000
dan harga yang paling mahal adalah Rp 250,000 dan biasanya harga segitu sudah
mendapatkan ikan asin yang ukurannya sudah begitu besar sesuai dengan harganya.
Selain
itu, desa Lhok seudu juga memiliki potensi yang dapat dijadikan objek wisata.
Daerah ini menyimpan potensi alam yang begitu indah baik pantai maupun
pegunungan, desa Lhok seudu juga memiliki wisata mancing, bagi siapa yang
memiliki hoby memancing sangat cocok untuk datang ke desa ini. Panorama alam kaki gunung kulu dan pantai
yang indah (pasir putih) serta terbentuknya seperti danau kecil yang tidak
dalam diantara dua pulau sehingga sangat cocok untuk memancing. Untuk saat
sekarang daerah ini belum dikelola secara profesional, hanya warga desa yang
menyediakan perahu sewaan untuk memancing di daerah ini.
Gambar 3.2.1 Objek Wisata Lhok seudu yang memiliki tempat
wisata mancing
3.3 Air Terjun di Desa Suhom, Kecamatan Lhoong,
Aceh Besar
Air
Terjun Suhom, berada di Desa Suhom, Kecamatan Lhoong, Aceh Besar. Untuk bisa
mencapai tempat wisata ini, harus melewati jalanan naik-turun dengan
pemandangan pegunungan Paro dan Kulu. Berjarak
kurang lebih 75 Km sebelah barat Banda Aceh atau sekitar 3 km dari jalan raya
antara Banda Aceh dengan Calang, Aceh Jaya.
Untuk mencapai Air Terjun Suhom dari Banda Aceh, bisa menggunakan
transportasi umum atau kendaraan pribadi dan memerlukan waktu kurang lebih satu
jam. Perjalanan ke sana melalui rute Banda Aceh – Calang (Aceh Jaya), melewati
Pantai Lampuuk, Pantai Lhoknga dan Kecamatan Leupung.
Lokasi wisata alam Air Terjun Suhom, saat ini
terutama pada setiap hari libur selalu
ramai dipadati pengunjung yang berekreasi, baik warga lokal maupun wisatawan asing. Berbeda halnya
ketika kondisi Aceh masih terjadi
konflik, sedikit sekali orang yang berkunjung ke sana. Pengunjung yang
berasal dari luar kota atau turis
mancanegara yang ingin mengetahui lebih mendalam tentang seluk beluk Air Terjun
Suhom, di tempat ini terdapat pemandu wisata yang berasal dari warga local.
Gambar 3.3.
Air Terjun di Desa Suhom, Kecamatan Lhoong Aceh Besar
Posisi air
terjun ini berada di tengah panorama alam yang
indah dan alami. Di sekitarnya terdapat banyak pohon sehingga udara
begitu sangat sejuk. Di samping itu, di
sekitar air terjun juga terdapat lokasi yang dapat digunakan untuk berkemah (camping).
Air
terjun yang deras ini menjadi sumber energi listrik bagi masyarakat di sekitar Desa Kreung Kala.
Sebuah pembangkit listrik tenaga mikrohidro kini telah dibangun di dekat air
terjun dan dioperasikan untuk mengaliri listrik kepada 200 KK (Kepala Keluarga)
penduduk Desa Lhok seudu dan Kreung Kala.
Sepanjang
perjalanan dari Banda Aceh menuju ke lokasi air terjun, terhampar pemandangan
yang menakjubkan dengan keindahan yang luar biasa, deburan ombak
dan pasir putih terlihat dekat di
sepanjang jalan, dan tampak pula barisan pegunungan yang tinggi dan indah.
Di tempat wisata air terjun di desa lhok seudu Tersedia warung-warung
penjual kopi dan mie di lokasi ini.
Sayangnya, di lokasi wisata ini banyak terdapat sampah dan kotoran yang
dibuang secara sembarangan oleh pengunjung.
Gambar 3.3.1 Dihari
libur banyak masyarakat yang berkunjung ke Air Terjun di Desa Suhom
Sebenarnya
jika tempat wisata ini dikembangkan lagi, maka akan mungkin desa ini mengalami
kemajuan. Pembangunan pun sangat dibutuhkan seperti peningkatan sarana dan
prasarana, memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai industri keatif dan
perlu adanya pengelolaan, baik itu dilakukan oleh masyarakat secara langsung
maupun adanya pengembangan desa yang dilakukan oleh pemerintah. Dari sisi
pengembangan kelembagaan desa wisata, perlunya adanya perencanaan awal yang tepat dalam menentukan
usulan program atau kegiatan khususnya pada kelompok masyarakat agar mampu
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui pelaksanaan program pelatihan
pengembangan desa. Selain itu dari sisi pengembangan objek dan daya tarik
wisata, perlunya perencanaan awal dari masyarakat untuk menjadi tuan rumah yang
baik bagi wisatawan dan mampu mendatangkan wisatawan dari berbagai potensi yang
dimiliki oleh masyarakat, serta perlunya sosialisasi dari instansi terkait
dalam rangka mengembangkan desa wisata. Dari sisi pengembangan sarana prasarana
wisata, perencanaan awal dari pemerintah perlu diarahkan ke pengembangan sarana
prasarana wisata yang baru seperti: pembangunan gedung khusus pengelola desa
wisata, cinderamata khas setempat, dan rumah makan bernuansa alami pedesaan.
Oleh karena itu dalam pelaksanaannya perlu menjalin kemitraan dengan pemerintah
maupun pengusaha/pihak swasta.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang terdapat pada laporan
pengamatan KKL 1 Sosial ini yaitu:
- kegiatan sosial masyarakat suatu wialayah yiadak terlepas dari interaksi, kegiatan ekonomi, pola pemukiman, maupun akses sarana dan prasarana yang telah di miliki oleh kawasan itu.
- Keadaan alam, potensi sumber daya, bentuk, aktivitas masyarakat atau mata pencaharian masyarakat di suatu wilayah dengan wilayah lainnya yang terdapat dipermukaan bumi berbeda satu sama lain
- Perlunya perencanaan awal dari masyarakat untuk menjadi tuan rumah yang baik bagi wisatawan dan mampu mendatangkan wisatawan dari berbagai potensi yang dimiliki oleh masyarakat, serta perlunya sosialisasi dari instansi terkait dalam rangka mengembangkan desa wisata.
- Sebenarnya perlunya adanya perencanaan awal yang tepat dalam menentukan usulan program atau kegiatan khususnya pada kelompok masyarakat agar mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui pelaksanaan program pelatihan pengembangan desa.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi,
Abu, Drs. 2003. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineke Cipta.
Arifin,
Muhammad. (1997). Geografi Regional Indonesia. Medan: FPIPS IKIP Medan.
Kudonarpodo,
Kartiman.Didang Setiawan. 1997. Geografi 2. Jakarta: Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan.
Robinson,
Tarigan. 2008. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Bandung: Bumi Aksaras
Sutrijat,
Sumadi. 1999.Geografi 1. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan..
Tim
Abdi Guru (Hasan Budi, d.kk). 2004. Geografi SMP VII, VIII, IX. Jakarta
: Erlangga.
Daftar Lampiran Foto Kegiatan Pengamatan
Gambar wawancara
dengan pedagang Ikan Asin dan Ikan yang lagi dijemur
Gambar Lokasi I
Kawasan PT. Lafarge Cement Indonesia Lhoknga, Aceh Besar. Lokasi II Desa Lhok
seudu Kecamatan Leupung, Aceh Besar. Lokasi III Air Terjun di Desa Suhom,
Kecamatan Lhoong, Aceh Besar.
Gambar Dosen
memberikan arahan dan bimbingan serta memberikan penjelasan terhadap hasil yang
diamati oleh para mahasiswa yang melakukan pengamatan.