Selasa, 09 Februari 2016



Myta Chintya Hombink. Pengertian masyarakat
Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama.  Seperti; sekolah, keluarga,perkumpulan, Negara semua adalah masyarakat


Unsur-unsur suatu masyarakat
a.Harus ada perkumpulan manusia dan harus banyak
b.Telah bertempat tinggal dalam waktu lama disuatu daerah tertentu.
c.adanya aturan atau undang-undang yang mengatur masyarakat untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.
" Catatan Kuliah"

Senin, 01 Februari 2016




Laporan Observasi Geomorfologi. Myta Chintya Hombink. Unsyiah.
 
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
          Proses geomorfologi adalah perubahan-perubahan baik secara fisik maupun kimiawi yang dialami permukaan bumi. Penyebab proses tersebut yaitu benda-benda alam yang kita kenal dengan nama geomorphic agent, berupa air dan angin. Termasuk di dalam golongan geomorphic agent air ialah air permukaan, air bawah tanah, gletser, gelombang, arus, dan air hujan.
            Angin terutama mengambil peranan yang penting di tempat-tempat terbuka seperti di padang pasir atau di tepi pantai. Kedua penyebab ini dibantu dengan adanya gaya berat, dan kesemuanya bekerja bersama-sama dalam melakukan perubahan terhadap roman muka bumi. Tenaga-tenaga perusak ini dapat kita golongkan dalam tenaga asal luar (eksogen), yaitu yang datang dari luar atau dari permukaan bumi, sebagai lawan dari tenaga asal dalam (endogen) yang berasal dari dalam bumi. Tenaga asal luar pada umumnya bekerja sebagai perusak, sedangkan tenaga asal dalam sebagai pembentuk. Kedua tenaga ini pun bekerja bersama-sama dalam mengubah bentuk roman muka bumi ini seperti yang terjadi di bentang alam karst. Bentang alam karst terbentuk karena batuan muda dilarutkan dalam air dan membentuk lubang-lubang.Bentangalam ini terutama terjadi pada wilayah yang tersusun oleh batugamping lemah.
        Geomorfologi mengutamakan pembelajaran mengenai bentuklahan, yaitu bentukan pada permukaan bumi sebagai hasil perubahan bentuk permukaan bumi oleh proses-proses geomorfologis yang bekerja di permukaan bumi.
Bentuklahan yang dihasilkan oleh proses-proses geomorfologis ada beberapa macam, yaitu :
1.     Bentuklahan Bentukan Asal Volkanis
2.     Bentuklahan Bentukan Asal Struktural
3.     Bentuklahan Bentukan Asal Proses Fluvial
4.     Bentuklahan Bentukan Asal Proses Denudasional
5.     Bentuklahan Bentukan Asal Proses Marin 
6.     Bentuklahan Bentukan Asal Proses Angin
7.     Bentuklahan Bentukan Asal Proses Pelarutan
8.     Bentuklahan Bentukan Asal Proses Glasial
9.     Bentuklahan Bentukan Asal Aktivitas Organisme
     Pada observasi kali ini, mahasiswa akan diperkenalkan dan akan melihat serta mengamati langsung bagaimana bentuklahan yang terbentuk dari  proses Pelarutan, Struktural, Marin dan Angin.

1.2     Tujuan Observasi
1.      Mata Ie
      Tujuan Utama mengadakan observasi ke gunung yang ada di daerah Mata Ie adalah:  

  1.   Bentuklahan Bentukan Asal Proses Denudasional Mahasiswa dapat melihat fenomena  fenomena alam secara langsung.
  2.  Tujuan selanjutnya untuk mengkaji lebih dalam lagi tantang materi-materi yang telah di beri dengan cara memperkuatnya dengan observasi ( praktik lapangan).
  3.   Dengan melakukan observasi kelapangan diharap dapat lebih memahami teori-teori yang dipelajari sehingga dapat di aplikasikan pada masyarakat.
  4.  Memperkenalkan kepada mahasiswa bagaimana bentuk lahan kars.
  5. Menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa mengenai bagaimana proses                               terbentuknya bentuk lahan karst.

 
2.      Babah Dua
Tujuan utamanya adalah:

  1.  Mahasiswa mengetahui jenis batuan yang ada Babah Dua.
  2. Mengajak mahasiswa agar lebih mengenal dan melihat jelas bentuklahan-bentuklahan tersebut.
  3. Mahasiswa mengetahui bagaimana cara menghitung kemiringan lereng, panjang lereng, dan batuan kapur yang terdapat di babah dua.


1.3. Waktu Pelaksanaan
Hari            : Senin
TanggaL    : 01 Juni 2015
Jam             : 10.00 WIB s/d selesai.
Tempat       : Kawasan pegunungan Mata ie dan Babah dua lampuukl, aceh besar.

1.4   Alat dan Bahan
1. Kayu ukuran 1 meter.
2. Botol berisi larutan HCL.
3. Kaca pembesar (lup).
4. Busur dan penggaris.
5. Meteran.
6. Pipet tetes.
7. Gunting.
8. Tali atau benang.
9. Alat tulis        


1.5   Cara Kerja

1.      Adapun cara kerja yang dilakukan di kawasan pegunungan Mata ie yaitu dengan langsung melihat keadaan di sekitarnya dan mendaki dengan lereng yang begitu terjal walaupun gagal menemukan doline, namun bisa melihat gua yang terdapat di mata ie.
2.      Adapun cara kerja dilakukan pada kawasan Babah dua lampuuk adalah dengan meneteskan air raksa atau larutan Hcl ke permukaan batuan yang ingin diteliti massa batuannya, yang juga bertujuan untuk melihat kandungan batuan tersebut. Selain itu, dalam mengukur ketinggian lereng dan gisik pantai yang dilakukan dari beberapa titik acuan dengan menggunakan kayu, busur, penggaris, paku, meteran dan sebagainya, yaitu dengan  menancapkan kayu pada beberapa titik yang akan diteliti dan mengukur berapa kejauhan titik dari pinggir pantai, kemudian menggantungkan tali pada kayu yang telah ditancapkan dan meletakkan busur dibawah kayu untuk mengetahui berapa derajat ketinggian lereng didaerah pantai tersebut.


BAB ll
LANDASAN TEORI
2.1    Mata Ie
      Mata Ie merupakan salah satu daerah yang terdapat di kawasan Aceh Besar yang dikelilingi oleh pegunungan yang tingginya dapat mencapai 300 meter. Salah satu bentuklahan yang dihasilkan oleh proses geomorfologis yang terdapat di pegunungan Mata Ie adalah Bentuklahan Bentukan Asal Proses Pelarutan.
   Beberapa syarat untuk dapat berkembangnya topografi karst sebagai akibat dari proses pelarutan, yakni sebagai berikut :
1.     Terdapat batuan yang mudah larut (batu gamping dan dolomit)
2.     Batu gamping dengan kemurnian tinggi
3.     Mempunyai lapisan batuan yang tebal
4.     Terdapat banyak diaklas (retakan)
5.     Pada daerah tropis basah
6.     Vegetasi penutup yang lebat.

      Bentangalam karst termasuk bentuk bentangalam yang penting, dan banyak pula ditemukan di Indonesia. Bentuk ini sangat erat berhubungan dengan batuan endapan yang mudah melarut. Oleh karena itu dengan mengetahui bentuk bentangalamnya, pada umumnya orang dapat mengetahui jenis batuannya, terutama juga oleh karena bentuk bentang alam karst sangat karakteristik dan mempunyai tanda-tanda yang mudah dikenal baik di lapangan, pada peta topografi maupun pada potret udara dan citra satelit.

     Berdasarkan hasil pengamatan daerah Mata Ie Banda Aceh merupakan bentuk lahan asal proses pelarutan dengan daerah dataran tinggi sebagian besar dikelilingi oleh bukit bukit terjal dan masih sangat asri dan jauh dari kebisingan kota. Mata Ie ini diperkirakan mempunyai ketingiannya mencapai 300 m dari permukaan laut.perbukitan di daerah mata ie terbentuk dari lipatan yang bersifat denudasional.
    Maka dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa tidak menutup kemungkina dulunya Mata ie ini adalah lautan yang telah terjadi proses pengankatan yang sangat siknifikan,karna sangat kecil kemungkinan ada bataun kapur didaerah pengunungan yang tidak pernah diendapi air laut. Namun proses pengankatan di Mata Ie ini sifatnya membangun Artinya tidak ada kerugian dari proses pengangkatan ini.

2.2 . Babah Dua
    Babah Dua merupakan salah satu daerah pesisir yang terdapat di kawasan Lampuuk, Aceh Besar. Disini terdapat gunung yang merupakan Bentuklahan Bentukan Asal Struktural yang memiliki tebing yang curam dan bertekstur kasar. Tebing ini merupakan Bentuklahan Bentukan Asal Marin dan di kawasan ini juga terdapat lereng atau gumuk pasir yang merupakan Bentuklahan Bentukan Asal Proses Angin
    Didaerah babah dua mempunyai batuan yang sangat terjal dan diatas batuan yang sangat terjal tersebut dapat tumbuh pohon-pohon karena batuan yang sudah lampuk menjadi tanah dari itu dapat lah tumbuhan tumbuh di atas batuan tersebut.
      Lahannya berbentuk marin,suktural atau pun sesar dan batu yang jatuh dari atas kebawah dikatakan dengan terpal yang bentuknya berwarna hitam yaitu kapur. Batuan yang ada di babah dua berbentuk berlapis-lapis yaitu hasil dari pelapukan proses ini terjadi dari hasil pengangkatan.

 

1.     Bentuklahan Bentukan Asal Struktural.
     Bentuklahan Bentukan Asal Struktural terbentuk karena adanya proses endogen yang disebut proses tektonik atau diastropisme. Proses ini meliputi pengangkatan, penurunan dan pelipatan kerak bumi sehingga terbentuk struktur geologi yaitu lipatan dan patahan.
    Bentuklahan ini dicirikan oleh adanya perlapisan batuan yang mempunyai perbedaan ketahanan terhadap erosi. Akibat adanya tenaga endogen tersebut maka terjadi deformasi sikap (attitude) perlapisan batuan yang semula horizontal menjadikan miring atau bahkan tegak dan membentuk lipatan. Penentuan nama suatu bentuk lahan struktural pada dasarnya didasarkan pada sikap perlapisan batuan (dip dan strike). Bentuklahan Bentukan Asal astruktural dapat juga terjadi akibat adanya tekanan dari lapisan diatasnya yang tebal kearah vertikal (bawah) sehingga massa sedimen yang lemah dan lunak dibawahnya tertekan.

2.    Bentuklahan Bentukan Asal Proses Marin.
       Bentuklahan Bentukan Asal Proses Marin merupakan bentuklahan yang diakibatkan oleh adanya kegiatan gelombang dan arus laut yang membawa material sedimen laut dan diendapkan pada suatu mintakat yang dipengaruhi oleh gelombang dan arus air laut.
     Berbagai proses yang berlangsung di daerah pesisir yang tenaganya berasal dari gelombang, ombak, arus, pasang surut, tenaga tektonik dan menurunnya permukaan air laut sangat berpengaruh terhadap medan dan karakteristik pesisir, serta mempengaruhi perkembangan wilayah pesisir itu sendiri. Secara garis besar, perkembangan pesisir secara alami dapat dibedakan menjadi dau macam, yaitu : pertambahan daratan dan penyusutan daratan. Perbedaan utama kenampakan bentuk lahan ini pada suatu kondisi apakah pantai berbatu, pantai penghalang, pantai berpasir, pantai berlumpur atau lagun. Pada mintakat delta bentukan asal proses marin berhubungan erat dengan bentuklahan bentukan proses fluvial.

3.      Bentuklahan Bentukan Asal Proses Angin.
     Bentuk  lahan Bentukan Asal Proses Angin biasanya terjadi di daerah pesisir dan gurun. Gerakan angin dapat membentuk bentuklahan yang spesifik bentuknya dan berbeda dari bentuklahan hasil proses yang lainnya. Endapan oleh angin terbentuk karena adanya pengikisan, pengangkutan dan pengendapan bahan-bahan yang tidak kompak oleh angin. Bentuklahan yang dihasilkan oleh angin adalah gumuk pasir atau lereng yang terdapat di daerah pinggir pantai. Gumuk pasir adalah gundukan bukit atau igir dari pasir yang terhembus angin. Gumuk pasir cenderung terbentuk dengan penampang tidak simetri.
   Bentuklahan Bentukan Asal Proses Angin dapat berkembang dengan baik apabila persyaratan berikut terpenuhi:
a.     Tersedia material berukuran pasir yang halus hingga kasar dalam jumlah yang banyak.
b.     Adanya periode kering yang panjang dan tegas.
c.      Adanya angin yang mampu mengangkut dan mengendapkan pasir.
d.     Gerakan angin tidak banyak terhalang oleh vegetasi maupun objek yang lain.     
2.3.   Hipotesis
1.     Goa dimata ie  yang disebut doline terbentuk dari hasil pelarutan
2.     Dan kita juga bisa mengetahui gua yang ada di dalam gunung mata ie
3.     Gunung di mata ie yaitu hasil pengangkatan.
4.     Batuan yang ada di babah dua mengadung kapur
2.4  Metodologi Penelitian
          Untuk mencapai semua tujuan dari penelitian ini metode yang digunakan adalah metode visual, artinya mahasiswa dapat melihat secara langsung objek-objek yang akan di pelajari. Bukan hanya metode itu saja yang digunakan, kami juga menggunakan Alat-alat dan bahan-bahan yang telah disediakan untuk manguji objek.



BAB lll
PEMBAHASAN
3.1 Hasil Observasi
A. Mata Ie
     Dari hasil observasi yang dilakukan di pegunungan mata Ie, bahwa pegunungan mata Ie merupakan bentuk lahan asal proses pelarutan (karst) oleh air. Proses terjadinya bentuk karst lahan tersebut karena adanya proses pengangkatan yang berupa sesaryang mengalami penurunan atau di sebut dengan (Graben). Hal itu di buktikan karena adanya gua yang merupakan dari hasil pengangkatan dan mengalami pelarutan.
B.  Babah Dua
   Data kemiringan lereng, antara lain:
Description: C:\Users\axioo\Pictures\foto observasi geomorfologi\PICT0153.JPG
Titik Penelitian
Hasil Kemiringan

Arah kemiringan lereng
Titik pertama
95◦ - 90◦ = 5◦
Barat

Titik kedua
104◦ - 90◦ = 14◦
Selatan

Titik ketiga
114◦ - 90◦ = 24◦
Barat

Titik keempat
75◦ - 90◦ = 15◦
Utara






    Dari pengamatan yang dilakukan, ternyata data yang di dapat berbeda-beda karena tergantung pada kemiringan lereng,ketika dalam mengukur kemiringan lereng harus benar benar teliti agar mendapatkan hasil yang jelas. Selain itu ciri-ciri dari kemiringan lereng tersebut berbeda – beda, mulai dari terdapat partikel kecil, sedang atau besar, bergumpal atau tidak, lembab atau kering dan teksturnya halus atau kasar. Hasil kemiringan  lereng yang mendapat nilai tertinggi berarti landai, sedangkan mendapat nilai rendah tidak begitu landai.
   Data panjang lereng, antara lain:
Description: C:\Users\axioo\Pictures\foto observasi geomorfologi\PICT0143.JPG
Titik Penelitian
Hasil Panjang Lereng

Arah Panjang Lereng
Titik pertama
4,99 m
Barat
Titik kedua
2,51 m
Selatan
Titik ketiga
3,32 m
Barat
Titik keempat
6,22 m
Utara


      Di dalam mengukur panjang lereng, harus teliti agar mendapatkan hasil yang jelas, sehingga bisa di ambil suatu kesimpulan mengenai kemiringan lereng dan panjang lereng yang saling berhubungan satu sama lain.





Description: C:\Users\axioo\Pictures\foto observasi geomorfologi\PICT0148.JPG






       Selain mengamati kemiringan lereng dan dan panjang lereng, kami juga mengamati batuan tang terdapat di babah dua, dapat disimpulkan bahwa batuan yang terdapat di babah dua tersebut adalah batuan kapur, karena ketika tetesan larutan Hcl di larutkan ke batu tersebut, batu tersebut berbuih yang menandakan bahwa batuan tersebut merupakan batu kapur di buktikan karena ktika kami melarutkan tetesan H2O2 batuan tersebut tidak bereaksi sama sekali, dan ketika di tetesi larutan Hcl batu tersebut bereaksi dengan berbuih.
     

BAB IV
PENUTUP
4.1  KESIMPULAN
 
Adapun simpulan yang dapat diambil dari laporan ini yaitu:
1.      Dari observasi yang kami lakukan yang dapat disumpulkan bahwa batuan yang ada di daerah Mata Ie dan Babah Dua terbentuk dari hasil pengangkatan dan jenis batuan kapur.
2.      Dari hasil yang diperoleh kami menyimpulkan bahwa daerah Mata Ie itu merupakan hasil pengangkatan yang berupa sesar yang mengalami penurunan atau di sebut dengan graben.
3.      goa yang terdapat di Mata Ie merupakan hasil pelarutan.
4.       Bahwa batuan di babah dua mengandung kapur dan ketinggian yang di milikinya juga berbeda beda ini terlihat dari hasil pengukuran menggunakan meteran,dari hal itu kita tahu bahwa adanya ketidaksamaan permukaan permukaan tanah dan lereng di babah dua tersebut.
5.      Dari hasil yang diperoleh kami menyimpulkan bahwa batuan yang ada di daerah Babah Dua terbentuk dari hasil pengangkatan dan batuannya adalah batu kapur.
6.      Bentuklahan Asal Proses Struktural, Marin dan Angin dapat kita jumpai di kawasan Babah Dua. Bentuk lahannya berupa gunung atau bukit, tebing yang curam dan gumuk pasir atau lereng.
7.      Kemiringan lereng yang tersebar di daerah Babah Dua sangat bervariasi, tergantung kuatnya hembusan angin dan material pasir yang terbawa.



DAFTAR PUSTAKA

Drs. Hasmunir. 2010. Diktat Geomorfologi. Banda Aceh:Universitas Syiah Kuala.
Drs. Hasmunir.2010. Diktat Geologi. Banda Aceh:Universitas Syiah Kuala.
Suharini, erni, dkk.2007.Geografi Untuk SMA Kelas 1, Semarang: PT Bengawan Ilmu.
K.Wardiyatmoko.2006.Geografi Untuk SMA Kelas 1, Jakarta:Erlangga.

Note: Untuk gambar Mungkin berbeda-beda di setiap Observasi. Carilah gambar yang lebih bail lagi. heheheh