Paper Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pendidikan. Myta Chintya Hombink.
1. Pengertian Belajar Menurut Teori Kognitif
Teori belajar kognitif berbeda dengan teori belajar behavioristik.
Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar daripada hasil
belajarnya. Para penganut aliran kognitif mengatakan bahwa belajar tidak
sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon. Tidak seperti model
belajar behavioristik yang mempelajari proses belajar hanya sebagai
stimulus-respon, model belajar kognitif merupakan suatu bentuk teori belajar
yang sering disebut sebagai model perseptual. Model belajar kognitif mengatakan
bahwa tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya
tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya. Belajar merupakan
perubahan presepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai
tingkah laku yang nampak.
Teori kognitif juga menekankan bahwa bagian-bagian dari
suatu situasi yang saling berhubungan dengan seluruh konteks situasi tersebut
. Memisah-misahkan atau membagi situasi/materi elajaran menjadi
komponen-komponen yang kecil-kecil dan mempelajarinya secara terpisah-pisah,
akan kehilangan makna. Teori ini berpandangan bahwa belajar merupakan suatu
proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi,
dan aspek-aspek kejiwaan lainnya. Belajar merupakan aktivitas yang melibatkan
proses berfikir secara kompleks. Proses belajar terjadi antara lain mencakup pengaturan
stimulus yang diterima dan menyesuaiakannya dengan struktur kognitif yang sudah
dimiliki dan terbentuk di dalam pikiran seseorang berdasarkan pemahaman dan
pemahaman-pemahaman sebelumnya. Dalam praktek pembelajaran, teori kognitif
antara lain tampak dalam rumusan-rumusan seperti : “Tahap-tahap perkembangan”
yang dikemukakan oleh J. Piaget, Advance organizer oleh Ausubel, Pemahaman
onsep oleh Bruner, Hirarki belajar oleh Gagne, Webteaching oleh Norman, dan
sebagainya. Berikut diuraikan lebih rinci beberapa pandangan mereka.
2. Pendapat Ahli Tentang Teori Belajar Konignif
1. Teori Perkembangan Piaget
Piaget adalah serang tokoh psikologi kognitif yang besar
pengaruhnya terhadap perkembangan pemikiran parapakar kognitif lainnya. Menurut
Piaget, perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik, yaitu suatu
proses yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan sistem syaraf.
Dengan makin bertambahnya umur seseorang, maka makin komplekslah susunan sel
syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannya.
2. Teori Belajar Menurut Bruner
Jerome Bruner (1966) adalah seorang pengikut setia teori kognitif,
khususnya dalam studi perkembangan fungsi kognitif. Ia menandai perkembangan
kognitif manusia sebagai berikut :
1)
Perkembangan
intelektual ditandai dengan adanya kemajuan dalam menanggapi suatu rangsangan.
2)
Peningkatan
pengetahuan tergantung pada perkembangan sistem penyimpanan informasi secara
realis.
3)
Perkembangan
intelektualmeliputi perkembangan kemampuan berbicara pada diri sendiri atau
pada orang lain melalui kata –kata atau lambing tentang apa yang telah
dilakukan dan apa yang akan dilakukan. Hal ini berhubungan dengan kepercayaan
pada diri sendiri.
4)
Interaksi
secara sistematis antara pembimbing , guru atau orang tua dengan anak
diperlukan bagi perkembangan kognitifnya.
5)
Bahasa
adalah kunci perkembangan kognitif, karena bahasa merupakan alat komunikasi
antara manusia. Untuk memahami konsep-konsep yang ada diperlukan bahasa. Bahasa
diperlukan untuk mengkomunikasikan suatu konsep kepada orang lain.
6)
Perkembangan
kognitif ditandai dengan kecakapan untuk mengemukakan beberapa alternatif
secara simultan, memilih tindakan yang tepat, dapat memberikan prioritas yang
berurutan dalam berbagai situasi.
3. Teori Belajar Bermakna Ausubel
Struktur kognitif merupakan struktur organisasional yang ada dalam
ingatan seseorang yang mengintegrasikan unsur-unsur pengetahuan yang
terpisah-pisah ke dalam suatu unit konseptual. Teori kognitif banyak memusatkan
perhatiannya pada konsepsi bahwa perolehan dan retensi pengetahuan baru merupakan
fungsi dari struktur kognitif yang telah dimiliki siswa. Yang paling awal
mengemukakan konsepsi ini adalah Ausubel.
Organizers yang juga
dikembangkan oleh Ausubel merupakan penerapan konsepsi tentang struktur
kognitif di dalam merancang pembelajaran. Penggunaan advance organizers sebagai
kerangka isi akan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari
informasi baru, karena merupakan
kerangka dalam bentuk abstraksi atau ringkasan konsep-konsep dasar tentang apa
yang dipelajari, dan hubungannya dengan materi yang telah ada dalam struktur
kogntif siswa. Jika ditata dengan baik, advanced organizers akan memudahkan
siswa mempelajari materi pelajaran yang baru, serta hubungannya dengan materi
yang telah dipelajarnya.
4. Teori Elaborasi.
Teori elaborasi mengintegrasikan sejumlah pengetahuan tentang
strategi penataan isi pelajaran yang sudah ada, untuk menciptakan model yang
komprehensif tentang cara mengorganisasi pengajaran pada tingkat makro. Teori
in mempreskripsikan cara pengorganisasian isi bidang studi dengan
mengikutiurutan umum ke rinci, dimulai dengan menampilkan epitome (struktur isi
bidang studi yang dipelajari), kemudian mengelaborasi bagian-bagian yang ada
dalam epitome (struktur isi bidang studi yang dipelajari), kemudian
mengelaborasi bagian-bagian yang ada dalam epitome secara lebih rinci.
3. Aplikasi Teori Kognitif dalam Pendidikan
Hakekat belajar menurut teori kognitif dijelaskan sebagai suatu
aktivitas belajara yang berkaitan dengan penataan informasi, reorganisasi persepsual, dan prosese intelektual. Kegiatan
pembelajaran yang berpijak pada teori belajar kognitif ini sudah banyak
digunakan. Dalam merumuskan tujuan pembelajaran, mengembangkan strategi dan
tujuan pembelajaran, tidak lagi mekanistik sebagaimana yang dilakukan dalam pendekatan
behavioristic. Kebebasan dan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses
belajar amat diperhitungkan, agara belajar lebih bermakana bagi siswa.
Sedangkan kegiatan pembelajarannya mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut:
1)
Siswa
bukan sebagai orang dewasa yang muda dalam proses berpikirnya. Mereka mengalami
perkembangan kognitif melalui tahap-tahap tertentu.
2)
Anak
usia pra sekolah dan awal sekolah dasar akan dapat belajar dengan baik,
terutama jika menggunakan benda-benda kongkrit.
3)
Keterlibatan
siswa secara aktif dalam belajar amat dipentingkan, karena hanya dengan
mengaktifkan siswa maka proses asimilasi dan akomodasi pengetahuan dan
pengalaman dapat terjadi dengan baik.
4)
Untuk
menarik minat dan menigkatkan retensi belajar perlu mengkaitkan pengalaman atau
informasi beru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki si belajar.
5)
Pemahaman
dan retensi akan meningkat jika materi pelajaran disusun dengan menggunakan
pola atau logika tertentu, dari sederhana ke kompleks.
6)
Belajar
memahami akan lebih bermakna dari pada belajar menghafal. Agar makna, informasi
baru harus disesuaikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki
siswa. Tugas guru adalah menunjukkan hubungan antara apa yang sedang dipelajari
dengan apa yang telah diketahui siswa.
7)
Adanya
perbedaan individual pada diri siswa perlu diperhatikan, karena faktor ini
sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Perbedaan tersebut misalnya
pada motivasi, persepsi, kemampuan berpikir, pengetahuan awal dan sebagainya.
Daftar Pustaka
Oemar
Hamalik.2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi aksara.
Thobroni
dan Mustofa.2013. Belajar dan Pembelajaran Jogjakarta: Ar-ruzz Media.
Wasty
Soemanto. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka cipta.
Pertanyaan dan Jawaban
- Bagaimana pengrtian belajar menurut teori konigtif?
Jawab : Teori belajar
tersebut lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajarnya.
- Bagaimana pendapat piaget tentang teori konigtif?
Jawab : Menurut Piaget,
teori kognitif merupakan suatu proses genetik, yaitu suatu proses yang
didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan sistem syaraf. Dengan makin
bertambahnya umur seseorang, maka makin kompleks lah susunan sel syarafnya dan
makin meningkat pula kemampuannya.
- Apa fungsi Advanced Organizers dalam teori ausubel?
Jawab : fungsinya yaitu akan memudahkan siswa mempelajari materi
pelajaran yang baru, serta hubungannya dengan materi yang telah dipelajarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar